Proyek Panggung Seni yang tak tuntas

“ Ini bangunan apa?. Kalau untuk lantai jemur, mana gudangnya? “ ujar Sunan asal kota Palembang.........

Monday, September 15, 2025

Misteri Desa Terapung Muslim Ko Panyi di Thailand yang Didirikan Orang Jawa 200 Tahun Silam

Empat Lawang UKN

Di Teluk Phang Nga, Thailand selatan, berdiri sebuah desa unik. Dari kejauhan tampak rumah-rumah kayu berjejer rapi di atas laut, ditopang tiang pancang. Suara azan menggema dari masjid yang juga berdiri di atas air. Desa ini bernama Ko Panyi (Koh Panyee). Yang membuatnya istimewa adalah seluruh penduduknya Muslim, dan leluhur mereka berasal dari Jawa, Indonesia.

Baca Juga  yaitu

1.    Penyuluh Antikorupsi Sumsel Akhirnya dikumpulkan di Inspektorat provinsi. Inilah yang Terjadi di Balik Layar Rapat Perdana Paksi AMPERA"

2.    Inilah Nama-NamaMenteri Baru yang dilantik pada 8 September 2025

3.    Menguak MisteriFacebook Pro, Mengapa Kreator Pemula Gagal, Sementara Para Suhu Justru Berjaya?

4.    Mantan Ketua KONILahat Terseret Korupsi Dana Hibah Rp287 Juta, Ditangkap di Hari Jadi Kejaksaan

5.    Ijazah SMA GibranDigugat ke Pengadilan, Benarkah Wakil Presiden Tak Punya Ijazah Indonesia?

6.    Nadiem Makarim Resmi Jadi Tersangka Korupsi Chromebook, Dari Ruang Menteri ke Meja Hijau

Asal mula Ko Panyi bermula akhir abad ke-18, ketika tiga keluarga nelayan Muslim dari Jawa mengarungi Laut Andaman. Ada yang bilang mereka merantau karena tekanan kolonial Belanda, ada pula yang menyebut terdampar karena badai. Saat itu, hukum di Thailand melarang orang asing memiliki tanah. Maka, mereka cerdik membangun rumah panggung di atas laut dangkal. Dari langkah sederhana ini, lahirlah sebuah komunitas unik yang kini berusia hampir 200 tahun.

Pulau Bendera”: Dari Panji ke Panyi. Legenda setempat menyebut, para pendiri menancapkan bendera di puncak bukit kapur sebagai penanda lokasi bagi sesama perantau. Dari situlah nama Panyi lahir berarti “bendera.”

Dalam lidah Jawa dan Melayu, mereka menyebutnya Pulo Panji. Orang Thai kemudian menyebutnya Ko Panyi atau Pulau Bendera. Nama itu bertahan hingga kini.

Masjid Sebagai Jantung Kehidupan. Islam adalah napas Ko Panyi. Masjid pertama dibangun dari kayu, lalu diperkuat seiring bertambahnya populasi. Kini Masjid Ko Panyi menjadi pusat ibadah, pendidikan, hingga musyawarah warga.

Setiap kali azan berkumandang, seluruh aktivitas berhenti. Nelayan pulang, pedagang menutup toko, anak-anak berlarian ke masjid. Tradisi keislaman tetap dijaga meski mereka hidup di tengah mayoritas Buddha.

Asimilasi Budaya: Jejak Jawa yang Tak Hilang. Di masa lalu, bahasa Jawa digunakan sehari-hari. Kini hanya tersisa di bibir generasi tua, sementara anak muda fasih berbahasa Thai. Namun, beberapa kata seperti mangan (makan) atau turu (tidur) masih dimengerti.

Kuliner pun jadi saksi asimilasi, nasi berbumbu rempah khas Jawa berpadu cita rasa Thai. Nilai gotong royong ala Jawa tetap terasa, mulai dari membangun rumah hingga menyiapkan hajatan besar.

Hidup Menyatu dengan Laut. Rumah-rumah di Ko Panyi berdiri di atas tiang pancang. Jembatan kayu menjadi jalan utama. Anak-anak belajar berenang sebelum berlari, mendayung sampan sebelum naik sepeda.

Mata pencaharian utama adalah melaut dan budidaya ikan. Perempuan mengolah hasil laut, sementara sebagian warga membuka restoran halal, toko suvenir, hingga penginapan kecil untuk wisatawan.

Tahun 1986, anak-anak Ko Panyi membangun lapangan sepak bola dari papan bekas, terapung di laut. Lapangan kecil dan licin itu justru melahirkan keterampilan unik. Klub sepak bola Ko Panyi kemudian menjuarai turnamen provinsi. Lapangan itu kini menjadi ikon desa, dikenal dunia, dan menjadi daya tarik wisata.

Ko Panyi dan Pariwisata Dunia. Wisatawan dari seluruh dunia datang melihat desa ini. Mereka menikmati panorama rumah panggung, masjid, restoran seafood halal, hingga menyaksikan warga beraktivitas. Namun bagi penduduk, pariwisata hanyalah tambahan. “Kami ini nelayan, Muslim, keturunan Jawa. Itu identitas utama kami,” kata seorang tetua desa kepada peneliti.

Tantangan Zaman, Urbanisasi dan Iklim. Generasi muda banyak yang merantau ke kota, meninggalkan desa. Modernisasi membawa budaya luar, kadang mengikis tradisi. Perubahan iklim pun mengancam. Permukaan laut naik, badai makin sering. Warga harus terus memperkuat tiang rumah agar tidak roboh. Mereka khawatir, suatu saat desa bisa hilang ditelan laut.

Ikatan Abadi dengan Indonesia. Meski jauh, Ko Panyi masih merasa terhubung dengan Indonesia. Doa, cerita, dan masakan menjadi pengingat akan tanah leluhur.

Setiap tamu dari Indonesia disambut bak keluarga lama. Peneliti pun sering terharu mendengar orang tua Ko Panyi masih bisa berdoa dengan bahasa Jawa kuno.

Simbol Toleransi di Negeri Buddha. Ko Panyi adalah bukti toleransi. Di tengah masyarakat Buddha, mereka bisa hidup damai tanpa kehilangan jati diri. Desa ini jadi simbol bahwa diaspora bukan berarti tercerabut dari akar.

Sejarah yang Hidup di Atas Air. Saat matahari tenggelam di Teluk Phang Nga, bayangan masjid Ko Panyi terpantul di laut. Anak-anak bermain di lapangan terapung, nelayan menyiapkan jaring. Suara azan kembali menggema.

Ko Panyi bukan sekadar destinasi wisata. Ia adalah sejarah hidup, warisan Jawa yang berdenyut di negeri asing, bukti bahwa iman dan budaya bisa bertahan meski zaman terus berubah. (TIM)
Share:

Thursday, September 11, 2025

Penyuluh Antikorupsi Sumsel Akhirnya dikumpulkan di Inspektorat provinsi. Inilah yang Terjadi di Balik Layar Rapat Perdana Paksi AMPERA"

 Palembang, UKN

Suasana di lantai 3 Gedung Inspektorat Provinsi Sumatera Selatan, Kamis (11/9/2025), mendadak berbeda. Biasanya, ruangan itu dipenuhi dengan rapat-rapat teknis pemerintah daerah. Namun kali ini, kursi-kursi dipenuhi oleh wajah-wajah yang tak asing lagi dalam dunia pemberantasan korupsi para penyuluh antikorupsi yang telah terakreditasi resmi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).


Kehadiran mereka bukan sekadar seremoni, melainkan momentum bersejarah. Untuk pertama kalinya sejak forum ini berdiri, Paksi AMPERA (Penyuluh Antikorupsi Sumsel) berhasil menggelar rapat koordinasi akbar. Seolah menjadi tanda dimulainya babak baru, rapat ini bukan hanya soal mengenalkan diri, tetapi juga membicarakan arah gerakan antikorupsi Sumsel ke depan.

Ketua Forum Paksi AMPERA Sumsel, Asep Irama, M.Pd, menegaskan pentingnya momen ini.

“Kegiatan ini sangat penting, bukan hanya untuk saling mengenal antarpenyuluh yang selama ini bekerja di lapangan masing-masing, tetapi juga untuk merumuskan rencana kerja ke depan serta menyusun solusi atas tantangan yang kita hadapi,” ujar Asep.

Para penyuluh yang hadir pun mengangguk setuju. Ada rasa antusias yang sulit disembunyikan. Maklum saja, selama ini perjuangan mereka sering kali berjalan sendiri-sendiri, tanpa forum koordinasi resmi. Dengan adanya Paksi AMPERA, mereka berharap pergerakan antikorupsi di Sumatera Selatan menjadi lebih solid, terarah, dan tentu saja lebih berdampak.

Bagi sebagian masyarakat, istilah “penyuluh antikorupsi” mungkin terdengar asing. Padahal, peran mereka sangat krusial. Mereka bukan penyidik atau penuntut kasus korupsi, tetapi agen perubahan yang menyebarkan nilai-nilai integritas, transparansi, dan akuntabilitas ke tengah masyarakat.

Mereka hadir di sekolah-sekolah, kampus, kantor pemerintahan, hingga desa-desa, menyampaikan betapa berbahayanya korupsi. Tak hanya itu, mereka juga memberikan pemahaman praktis bagaimana cara mencegah perilaku koruptif sejak dini.

Dengan akreditasi dari KPK, penyuluh antikorupsi memiliki standar kompetensi yang jelas. Mereka dibekali kemampuan komunikasi publik, materi edukasi, serta pendekatan kultural agar pesan antikorupsi lebih mudah diterima masyarakat.

Rapat koordinasi kali ini tak hanya diisi dengan hal-hal formal. Ada juga sesi sharing pengalaman dari para penyuluh. Di sinilah muncul berbagai cerita menarik sekaligus tantangan nyata di lapangan.

Salah seorang penyuluh menceritakan bagaimana ia pernah ditolak masuk ke sebuah sekolah karena dianggap membawa isu sensitif. “Padahal yang saya bawa hanyalah materi soal integritas dan kejujuran,” katanya.

Ada juga penyuluh yang mengaku harus berhadapan dengan stigma masyarakat. “Orang mengira kita ini mata-mata KPK yang siap menangkap pejabat. Padahal tugas kita adalah edukasi, bukan penindakan,” tambahnya.

Cerita-cerita semacam ini memunculkan gelak tawa sekaligus keprihatinan. Namun dari sanalah terlihat betapa pentingnya forum seperti Paksi AMPERA: menjadi wadah saling mendukung, berbagi strategi, dan merumuskan langkah-langkah konkret menghadapi tantangan.

Salah satu agenda utama rapat adalah penyusunan rencana kerja tahun mendatang. Asep Irama menekankan bahwa gerakan antikorupsi harus menyentuh semua lapisan masyarakat.

“Mulai dari desa, sekolah, komunitas anak muda, hingga ruang digital semua harus kita garap. Korupsi itu masalah budaya, dan budaya hanya bisa dilawan dengan gerakan yang konsisten,” tegasnya.

Program Integritas Masuk Desa: penyuluhan langsung ke masyarakat desa dengan bahasa lokal yang mudah dipahami.

sekolah-sekolah untuk menanamkan nilai anti korupsi  sejak dini.

Kampanye Digital: memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan konten edukasi kreatif, agar anak muda lebih peduli pada isu integritas.

Sinergi dengan Pemda: memastikan program antikorupsi berjalan beriringan dengan kebijakan pemerintah daerah.

Tak bisa dipungkiri, suasana rapat koordinasi ini penuh energi positif. Para penyuluh tampak serius namun juga akrab. Banyak yang baru pertama kali bertemu, tetapi seolah sudah lama saling kenal karena memiliki misi yang sama: membangun Sumsel yang lebih bersih dari korupsi.

“Rasanya seperti menemukan keluarga baru,” kata salah satu peserta sambil tersenyum.

Kehangatan ini semakin terasa ketika forum ditutup dengan sesi foto bersama. Wajah-wajah penuh semangat terpancar, menandakan tekad mereka yang bulat.

Jika ditarik lebih luas, rapat ini sebenarnya bukan hanya untuk internal penyuluh. Lebih dari itu, kegiatan ini memberi pesan penting kepada publik: pemberantasan korupsi bukan hanya tugas aparat penegak hukum, tetapi juga tanggung jawab bersama.

Penyuluh hadir sebagai perpanjangan tangan KPK dalam mengedukasi masyarakat. Keberadaan mereka adalah bukti nyata bahwa pencegahan korupsi bisa dilakukan dari bawah, dari hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari.

Rapat koordinasi perdana ini boleh dibilang sukses. Namun tantangan sebenarnya baru akan dimulai. Bagaimana forum Paksi AMPERA bisa konsisten menjalankan rencana kerja? Bagaimana mereka memastikan bahwa pesan integritas benar-benar sampai ke masyarakat?

Ketua forum Asep Irama menutup rapat dengan nada optimistis. “Ini baru langkah awal. Ke depan, kita harus bergerak lebih masif, lebih kreatif, dan lebih dekat dengan masyarakat. Karena melawan korupsi bukan pekerjaan sehari dua hari, melainkan perjuangan seumur hidup.”

Sebuah pesan yang seakan menegaskan bahwa perjuangan antikorupsi memang tidak pernah mudah, tetapi selalu layak diperjuangkan.

Dari rapat sederhana di lantai 3 Gedung Inspektorat Sumsel ini, kita belajar bahwa gerakan antikorupsi bisa lahir dari mana saja, bahkan dari orang-orang yang mungkin jarang disorot media.

Penyuluh antikorupsi bukan sekadar profesi, melainkan panggilan hati. Dan ketika mereka bersatu dalam forum seperti Paksi AMPERA, maka harapan akan lahirnya Sumatera Selatan yang lebih bersih dan bermartabat bukan lagi sekadar mimpi. (TIM)

Share:

Monday, September 8, 2025

Inilah Nama-Nama Menteri Baru yang dilantik pada 8 September 2025

Jakarta UKN

Jakarta kembali bergetar oleh langkah politik Presiden Prabowo Subianto. Senin sore (8/9/2025), Istana Negara menjadi saksi peristiwa penting reshuffle Kabinet Merah Putih kedua. Sebanyak enam tokoh baru resmi dilantik dan mengucapkan sumpah jabatan di hadapan kepala negara, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan pimpinan lembaga negara.

Baca Juga  yaitu

1.    Menguak Misteri Facebook Pro, Mengapa Kreator Pemula Gagal, Sementara Para Suhu Justru Berjaya?

2.    Mantan Ketua KONI Lahat Terseret Korupsi Dana Hibah Rp287 Juta, Ditangkap di Hari Jadi Kejaksaan

3.    Ijazah SMA Gibran Digugat ke Pengadilan, Benarkah Wakil Presiden Tak Punya Ijazah Indonesia?

4.    Nadiem Makarim Resmi Jadi Tersangka Korupsi Chromebook, Dari Ruang Menteri ke Meja Hijau

5.    Tiga Desa di Talang Padang Sosialisasikan Bahaya Narkoba

6.    Prabowo Perintahkan Tindak Tegas Massa Anarkis. Demokrasi di Ujung Tanduk atau Penegakan Hukum ?

7.    7 Brimob Diperiksa Propam Usai Affan Tewas Dilindas Rantis, Benarkah Akan Ada Tersangka?”

Langkah ini bukan sekadar pergantian wajah, melainkan sebuah sinyal keras bahwa Prabowo ingin mengamankan mesin pemerintahan dengan orang-orang kepercayaannya. Pelantikan berlangsung khidmat, dimulai dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan surat keputusan presiden, hingga sumpah jabatan yang dipandu langsung oleh Prabowo. Namun di balik seremoni resmi itu, aroma politik yang lebih tajam tengah berembus.

Daftar Menteri Baru yang Dilantik

1. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa

2. Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Mukhtarudin

3. Menteri Koperasi Ferry Juliantono

4. Menteri Haji dan Umrah Mochamad Irfan Yusuf

5. Wakil Menteri Haji dan Umrah Dahnil Anzar Simanjuntak

Kehadiran nama-nama ini langsung menimbulkan spekulasi. Bukan hanya karena posisi yang mereka duduki, melainkan juga latar belakang politik dan jaringan yang menyertainya.

Penunjukan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menjadi sorotan utama. Purbaya bukan nama asing di lingkaran ekonomi nasional. Ia dikenal sebagai ekonom dengan pendekatan pragmatis, sekaligus pernah terlibat dalam sejumlah tim ekonomi pemerintahan sebelumnya.

Namun, langkah Prabowo memilihnya dianggap sebagai “pencopotan halus” terhadap pejabat lama. Banyak pengamat menilai keputusan ini adalah bagian dari upaya Presiden menancapkan kontrol penuh pada kebijakan fiskal, terutama di tengah tantangan besar: defisit anggaran, fluktuasi rupiah, dan beban subsidi energi.

Dengan Purbaya di kursi Menkeu, Prabowo diyakini ingin kebijakan fiskal berjalan seiring dengan agenda besar pertahanan dan kedaulatan pangan-energi yang selama ini ia gaungkan.

Nama Mukhtarudin mungkin tak sepopuler tokoh-tokoh politik lain, tapi penunjukannya sebagai Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia menandai pergeseran prioritas.

Isu pekerja migran memang kerap menjadi batu sandungan diplomasi Indonesia dengan negara-negara tujuan kerja. Dari kasus kekerasan, gaji tidak dibayar, hingga perlindungan hukum yang lemah, semua masih menjadi pekerjaan rumah.

Prabowo tampaknya mengirim pesan bahwa nasib pekerja migran tidak lagi dianggap urusan sampingan, melainkan perlu “kapal komando” yang lebih kuat. Mukhtarudin ditugaskan untuk mengubah paradigma: dari pekerja migran sebagai penyumbang devisa menjadi warga negara yang harus mendapat perlindungan penuh.

Nama Ferry Juliantono bukan kejutan bagi pengamat politik. Ia dikenal sebagai kader lama Gerindra sekaligus loyalis Prabowo. Menempatkan Ferry di Kementerian Koperasi jelas menunjukkan upaya presiden mengonsolidasikan basis politiknya.

Koperasi sering dipandang sebelah mata, padahal potensinya luar biasa besar. Dengan Ferry di pucuk kementerian, Prabowo tampaknya ingin menghidupkan kembali semangat ekonomi kerakyatan yang sudah lama ia gembar-gemborkan.

“Ini bukan hanya soal koperasi, ini soal mengakar ke basis rakyat,” kata seorang analis politik. “Prabowo sedang mengikat simpul ekonomi rakyat agar sejalan dengan agenda pemerintahannya.”

Yang paling mencuri perhatian publik justru pembentukan Kementerian Haji dan Umrah, sesuatu yang sebelumnya belum pernah ada dalam sejarah Indonesia. Menteri yang ditunjuk adalah Mochamad Irfan Yusuf, sementara wakilnya adalah Dahnil Anzar Simanjuntak, salah satu orang dekat Prabowo.

Keputusan ini memunculkan dua tafsir. Pertama, bahwa Prabowo ingin lebih serius menangani penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang selama ini sering menuai kritik: antrean panjang, biaya tinggi, hingga kasus dugaan penyalahgunaan dana haji.

Kedua, ada analisa politik kementerian baru ini sekaligus menjadi “posisi strategis” untuk menempatkan loyalis. Dahnil Anzar misalnya, sudah lama dikenal sebagai juru bicara sekaligus tangan kanan Prabowo. Kini ia mendapat jabatan formal di pemerintahan.

Meski demikian, kehadiran kementerian khusus haji dan umrah juga menimbulkan perdebatan. Sebagian pihak menilai langkah ini justru berpotensi menambah birokrasi dan tumpang tindih kewenangan dengan Kementerian Agama.

Reshuffle kali ini jelas bukan sekadar pergantian teknokrat. Ada beberapa pesan politik yang bisa dibaca:

1.    Konsolidasi Kekuasaan

Prabowo mengisi pos-pos penting dengan orang dekat dan loyalis. Ini adalah cara untuk memperkuat basis politik sekaligus memastikan tidak ada “pembelot” dalam kabinet.

2.    Fokus pada Isu Populis

Perlindungan pekerja migran, koperasi, dan haji-umrah adalah isu yang langsung bersentuhan dengan rakyat. Dengan menaruh perhatian pada bidang ini, Prabowo berusaha menguatkan citra sebagai presiden yang peduli pada kebutuhan riil masyarakat.

3.    Ekonomi sebagai Prioritas

Penunjukan Purbaya sebagai Menkeu menunjukkan bahwa Prabowo ingin memastikan kendali penuh atas arah ekonomi, terutama menjelang tahun-tahun sulit dengan tekanan global.

Bagi sebagian pengamat, reshuffle kali ini juga tak bisa dilepaskan dari dinamika politik jangka panjang. Dengan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden, kabinet Prabowo sering disebut sebagai “koalisi besar” yang rawan retak.

Dengan menempatkan orang-orang kepercayaan di posisi strategis, Prabowo seakan ingin memastikan jalannya pemerintahan tak tersandera oleh kompromi politik. Langkah ini juga bisa menjadi fondasi untuk menghadapi pertarungan politik di 2029.

Publik tentu bereaksi beragam. Ada yang melihat reshuffle ini sebagai langkah positif, terutama dengan hadirnya kementerian baru yang fokus pada isu spesifik. Namun ada pula yang skeptis, menilai bahwa reshuffle hanyalah “bagi-bagi kursi” untuk loyalis.

Tantangan nyata menanti para menteri baru:

1.    Purbaya harus mampu menstabilkan ekonomi.

2.    Mukhtarudin dituntut melindungi pekerja migran dari jeratan mafia tenaga kerja.

3.    Ferry Juliantono wajib menghidupkan kembali koperasi yang selama ini lesu.

4.    Irfan Yusuf dan Dahnil harus membuktikan bahwa Kementerian Haji dan Umrah bukan sekadar proyek politik, melainkan solusi nyata bagi jutaan jemaah.

Reshuffle kabinet selalu menjadi momen penuh tanda tanya. Apa motif sebenarnya? Apakah untuk memperbaiki kinerja pemerintahan atau sekadar mengokohkan kekuasaan?

Yang jelas, langkah Prabowo kali ini memperlihatkan keberanian untuk mengambil keputusan besar. Dengan enam tokoh baru di kabinet, arah pemerintahan Merah Putih II akan semakin menarik untuk diamati.

Satu hal yang pasti, rakyat menunggu bukti nyata, bukan sekadar nama besar atau loyalitas politik. (TIM)

Share:

Sunday, September 7, 2025

Menguak Misteri Facebook Pro, Mengapa Kreator Pemula Gagal, Sementara Para Suhu Justru Berjaya?

Empat Lawang UKN

Sejak kehadiran Facebook Pro (FB Pro), jagat dunia maya kembali geger. Tidak hanya para kreator besar yang sudah punya nama, tetapi masyarakat awam mulai dari ibu rumah tangga, pelajar, hingga pekerja kantoran ikut terjun mencoba peruntungan. Janji manis bonus dolar dari Facebook memang sangat menggiurkan. Bahkan, ada yang rela begadang hanya demi membuat dan mengunggah konten setiap hari. Namun, fenomena ini tidak berjalan mulus bagi semua orang. Ada yang berhasil menghasilkan ratusan hingga ribuan dolar per bulan, tetapi banyak juga yang justru tersandung aturan. Konten mereka

 

Baca Juga  yaitu

1.    Mantan Ketua KONILahat Terseret Korupsi Dana Hibah Rp287 Juta, Ditangkap di Hari Jadi Kejaksaan

2.    Ijazah SMA GibranDigugat ke Pengadilan, Benarkah Wakil Presiden Tak Punya Ijazah Indonesia?

3.    Nadiem Makarim ResmiJadi Tersangka Korupsi Chromebook, Dari Ruang Menteri ke Meja Hijau

4.    Tiga Desa di TalangPadang Sosialisasikan Bahaya Narkoba

5.    Prabowo PerintahkanTindak Tegas Massa Anarkis. Demokrasi di Ujung Tanduk atau Penegakan Hukum ?

6.    7 Brimob DiperiksaPropam Usai Affan Tewas Dilindas Rantis, Benarkah Akan Ada Tersangka?”

7.    Polisi Segel Dapur MBG di Lebong: 456 Siswa Jadi Korban, Kapolda Turun Tangan!

ditandai sebagai “konten tidak asli” atau terkena pelanggaran kebijakan, sehingga pendapatan dolar yang semula diharapkan justru anjlok drastis setiap malam.

Lalu, muncul pertanyaan besar di tengah masyarakat digital: mengapa para pemula sering gagal, sedangkan kreator “suhu” tetap aman walau kadang menggunakan konten viral orang lain?

Fenomena Awal Dari Bonus Hingga Frustrasi. Bagi kreator pemula, FB Pro ibarat sebuah jalan tol menuju impian. Facebook sendiri memberikan insentif atau bonus program yang menjanjikan penghasilan besar jika video, reels, atau postingan mereka memenuhi syarat monetisasi.

Namun, ada banyak syarat yang harus dipenuhi:

1.    Konten harus orisinal – tidak boleh hasil unduhan dari platform lain tanpa izin.

2.    Tidak boleh melanggar hak cipta – baik musik, video, maupun gambar.

3.    Tidak boleh menyesatkan atau menyalahi aturan komunitas.

4.    Harus konsisten dalam engagement – jumlah like, komen, dan share ikut menentukan.

Sayangnya, pemula sering kali tidak memahami aturan ini dengan detail. Banyak yang hanya sekadar re-upload konten viral dari TikTok, YouTube, atau Instagram tanpa edit signifikan. Akibatnya, sistem deteksi Facebook langsung menandai konten tersebut sebagai duplikat atau tidak asli.

Lebih parah lagi, ada yang sudah sempat merasakan “bonus dolar”, tapi keesokan harinya pendapatan itu lenyap karena Facebook melakukan pengecekan ulang. Dari sinilah muncul istilah di kalangan kreator pemula: “dolar turun setiap malam.”

Studi Kasus 1: Pemula yang Frustrasi

Sebut saja namanya Rian, seorang karyawan pabrik di Jawa Tengah. Ia tergiur cerita teman bahwa dari FB Pro bisa mendapatkan gaji setara UMR hanya dengan membuat video lucu.

Rian pun mulai membuat akun, lalu mengunggah ulang video-video viral dari TikTok. Untuk menambahkan variasi, ia hanya memberi stiker kecil di pojok dan musik tambahan.

Awalnya, penonton cukup ramai. Dalam sehari, ia bisa mendapatkan estimasi penghasilan 20–30 dolar. Namun, saat dicek keesokan harinya, angka itu turun menjadi 0,5 dolar. Rian bingung, lalu mengeluh di grup Facebook kreator pemula.

Setelah ditelusuri, hampir semua videonya ditandai sebagai “konten tidak asli.” Ia pun merasa putus asa dan akhirnya berhenti setelah sebulan mencoba.

Mengapa Para Suhu Bisa Lolos?

Inilah misteri besar yang membuat banyak pemula geleng kepala. Kreator senior atau yang disebut “suhu” justru tetap mulus meskipun kontennya sering terlihat mirip dengan konten viral orang lain. Apa rahasianya?

Ada beberapa faktor yang membuat mereka tetap lolos dari deteksi:

1.    Pemahaman Mendalam Tentang Algoritma

Para kreator senior tahu persis bagaimana algoritma Facebook bekerja. Mereka tidak sekadar mengunggah ulang, tetapi melakukan editing yang signifikan: mengubah suara, memotong durasi, menambahkan narasi, overlay teks, atau bahkan menambahkan reaksi pribadi.

2.    Bangun Branding dan Engagement Sejak Lama

Akun dengan jejak rekam positif dan audiens besar cenderung mendapatkan “perlakuan lebih longgar”. Facebook melihat mereka sebagai kreator bernilai. Jadi, walaupun ada konten yang “mirip”, sistem lebih toleran dibandingkan akun baru yang langsung dicurigai spam.

3.    Pemilihan Sumber Konten yang Tepat

Para suhu jarang mengambil video mentah dari platform lain. Mereka biasanya mengambil sumber dari arsip bebas hak cipta (creative commons), lalu mengolahnya dengan gaya khas mereka. Inilah yang membuat sistem menganggapnya orisinal.

4.    Paham Celah Kebijakan

Kreator senior biasanya sudah mempelajari aturan detail dari Facebook. Mereka tahu mana batas aman, mana yang rawan pelanggaran. Sementara pemula sering asal jalan tanpa membaca pedoman resmi.

Studi Kasus 2: Kreator Suhu yang Sukses

Berbeda dengan Rian, ada Maya, seorang konten kreator yang sudah lima tahun malang melintang di dunia digital. Ia awalnya sukses di YouTube, lalu ikut merambah ke FB Pro.

Maya tidak pernah asal ambil video. Ia punya formula:

1.    Mengambil ide dari tren viral.

2.    Menambahkan komentar dan analisis pribadi.

3.    Memasukkan wajah dan suaranya sendiri ke dalam video.

Contoh  ketika ada video viral tentang seorang pedagang kaki lima yang kreatif, Maya tidak hanya mengunggah ulang. Ia justru membuat reaction video, menambahkan narasi “Kenapa dagangan ini bisa viral? Apa pelajaran bisnis yang bisa kita ambil?”

Hasilnya? Dalam sebulan, Maya bisa mengumpulkan lebih dari 3.000 dolar dari FB Pro. Kontennya tidak hanya lolos dari pelanggaran, tetapi juga dihargai audiens karena memberikan nilai tambah.

Celaka untuk Pemula Sistem Otomatis yang Ketat

Poin penting yang jarang dipahami pemula adalah penilaian konten di FB Pro bersifat otomatis menggunakan Artificial Intelligence (AI).

Artinya, sejak video diunggah, sistem langsung memindai :

1.    Audio fingerprint (apakah musiknya sama dengan lagu populer berhak cipta?).

2.    Visual recognition (apakah ada kesamaan dengan video lain di database?).

3.    Metadata (judul, deskripsi, tagar).

Jika ada kecocokan tinggi, sistem menandai konten sebagai duplikat. Bahkan, meskipun seseorang menambahkan stiker kecil atau memotong 2-3 detik, AI masih bisa mengenalinya.

Inilah mengapa banyak pemula frustrasi. Mereka mengira dengan sedikit edit konten bisa dianggap baru, padahal sistem jauh lebih pintar.

Rahasia Para Suhu, Membangun Value Konten

Ada satu kata kunci yang membedakan pemula dengan suhu yaitu “Value” (nilai tambah).

Bagi Facebook, konten bernilai adalah konten yang :

1.    Memberikan perspektif baru.

2.    Mengandung komentar, analisis, atau narasi berbeda.

3.    Membuat audiens berinteraksi, bukan sekadar menonton pasif.

Para suhu tahu aturan ini, sehingga mereka berusaha memberi sentuhan pribadi pada setiap konten. Misalnya :

1.    Menambahkan narasi suara khas.

2.    Membuat reaction video.

3.    Memberi opini, edukasi, atau hiburan tambahan.

Jadi, meskipun “dasar konten” sama, hasil akhirnya benar-benar terasa berbeda.

Mengapa Dolar Sering Hilang di Malam Hari?

Banyak pemula melaporkan bahwa dolar di FB Pro turun atau hilang pada malam hari. Hal ini sebenarnya bukan mistis, tetapi proses normal dari sistem.

Facebook melakukan audit otomatis setiap periode tertentu, biasanya tengah malam hingga dini hari. Pada saat itu, AI memeriksa ribuan konten yang baru diunggah. Jika ditemukan pelanggaran hak cipta atau orisinalitas, sistem langsung mengoreksi pendapatan.

Inilah sebabnya:

1.    Siang hari, pendapatan terlihat naik karena banyak penonton.

2.    Malam hari, sistem audit menemukan pelanggaran.

3.    Esoknya, pendapatan yang semula tinggi langsung anjlok.

Edukasi untuk Pemula, Cara Menghindari Pelanggaran

Daripada frustrasi, ada baiknya kreator pemula mempelajari beberapa strategi agar lebih aman dan bisa berkembang:

1.    Buat Konten 100% Orisinal

Gunakan kamera sendiri, suara sendiri, ide sendiri. Konten orisinal selalu punya nilai lebih.

2.    Gunakan Musik Bebas Royalti

Facebook menyediakan library musik gratis. Gunakan itu, jangan asal ambil dari TikTok atau YouTube.

3.    Tambahkan Narasi Pribadi

Jika ingin menggunakan video orang lain (misalnya berita), tambahkan komentar atau analisis. Jangan sekadar re-upload.

4.    Bangun Branding

Fokus pada niche (tema) tertentu, misalnya edukasi, komedi, review, atau tutorial. Branding kuat membuat konten lebih dipercaya.

5.    Pelajari Kebijakan Facebook Secara Detail

Jangan hanya mengandalkan info dari grup atau teman. Baca langsung panduan resmi dari Facebook agar tidak salah langkah.

Kesimpulan, Tidak Ada Jalan Pintas

Fenomena FB Pro memang membuka peluang besar, tetapi sekaligus mengajarkan bahwa tidak ada jalan pintas dalam dunia digital. Para pemula yang hanya mengejar bonus tanpa memahami aturan justru berakhir kecewa.

Sebaliknya, kreator suhu yang tekun belajar, berani berinovasi, dan paham algoritma justru bisa menjadikan FB Pro sebagai ladang emas.

Maka, jika Anda ingin terjun di dunia ini, kuncinya adalah orisinalitas, konsistensi, dan edukasi diri. Jangan tergoda dengan jalan instan, karena di balik setiap dolar yang didapat, ada kerja keras dan strategi yang tidak terlihat. (TIM)
Share:

Friday, September 5, 2025

Mantan Ketua KONI Lahat Terseret Korupsi Dana Hibah Rp287 Juta, Ditangkap di Hari Jadi Kejaksaan

Lahat, Sumsel UKN

Perayaan Hari Ulang Tahun Kejaksaan RI ke-80 di Kabupaten Lahat yang semestinya penuh suka cita justru diwarnai kabar mengejutkan. Mantan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Lahat, berinisial KB, resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi dana hibah tahun anggaran 2023.

Baca Juga  yaitu

1.    Ijazah SMA Gibran Digugat ke Pengadilan, Benarkah Wakil Presiden Tak Punya Ijazah Indonesia?

2.    Nadiem Makarim Resmi Jadi Tersangka Korupsi Chromebook, Dari Ruang Menteri ke Meja Hijau

3.    Tiga Desa di Talang Padang Sosialisasikan Bahaya Narkoba

4.    Prabowo Perintahkan Tindak Tegas Massa Anarkis. Demokrasi di Ujung Tanduk atau Penegakan Hukum ?

5.    7 Brimob Diperiksa Propam Usai Affan Tewas Dilindas Rantis, Benarkah Akan Ada Tersangka?”

6.    Polisi Segel Dapur MBG di Lebong: 456 Siswa Jadi Korban, Kapolda Turun Tangan!

7.    Usai Santap Makan Bergizi Gratis, RSUD Lebong Kewalahan, Polisi Turun Tangan”

Pengumuman itu sontak mengguncang publik. Bagaimana tidak, seorang tokoh olahraga yang semestinya menjadi panutan justru tega menodai kepercayaan dengan menyalahgunakan dana hibah untuk kepentingan pribadi.

Kasus ini bermula dari kucuran dana hibah yang digelontorkan Pemerintah Kabupaten Lahat kepada KONI Lahat pada tahun anggaran 2023. Jumlahnya terbilang fantastis, miliaran rupiah, dengan tujuan mulia, membina atlet, mendukung kegiatan olahraga, hingga mempersiapkan kompetisi baik di tingkat daerah maupun nasional.

Namun, idealisme itu berujung sia-sia. Berdasarkan hasil penyelidikan, sebagian dari dana hibah justru tidak digunakan sebagaimana mestinya. Terdapat kejanggalan besar dalam laporan pertanggungjawaban KONI. Kegiatan yang seharusnya terlaksana sesuai jadwal justru fiktif, bukti pengeluaran tidak sinkron, dan realisasi anggaran jauh dari semestinya.

Kejaksaan Negeri Lahat mulai mencium adanya praktik korupsi ketika memeriksa laporan keuangan KONI tahun 2023. Beberapa pos anggaran tidak jelas peruntukannya. Misalnya, dana untuk pembinaan atlet yang seharusnya digunakan untuk pelatihan dan perlengkapan olahraga, ternyata tidak bisa ditunjukkan secara nyata di lapangan.

Kepala Kejari Lahat segera membentuk tim khusus untuk mengusut kasus ini. Langkah awal dimulai dengan pemanggilan saksi.

Proses pemeriksaan berlangsung maraton. Total 52 saksi dipanggil, mulai dari jajaran pengurus KONI, pejabat Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lahat, hingga pihak ketiga yang diduga menerima aliran dana hibah.

Dari keterangan para saksi, perlahan-lahan benang kusut mulai terurai. Ada dugaan kuat bahwa sebagian anggaran yang seharusnya dikelola secara profesional malah diarahkan ke kepentingan pribadi KB.

Penyidik Kejari Lahat tak berhenti hanya pada keterangan saksi. Untuk memperkuat bukti, mereka melakukan penggeledahan di dua lokasi strategis: kantor KONI Lahat dan kantor Dinas Pemuda dan Olahraga.

Hasilnya sungguh mengejutkan. Dari penggeledahan itu, ditemukan sejumlah dokumen penting dan uang tunai sebesar Rp. 287,8 juta. Uang tersebut langsung diamankan dan disita sebagai barang bukti.

Dana hasil sitaan kini dititipkan di Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Lahat untuk menjamin akuntabilitas dan memastikan tidak ada lagi penyalahgunaan.

Tanggal 2 September 2025 menjadi hari bersejarah. Melalui Surat Penetapan Tersangka Nomor: B-2166/L.6.14/Fd.1/09/2025, Kejari Lahat secara resmi menetapkan KB sebagai tersangka.

Yang membuat publik semakin terkejut, pengumuman itu dilakukan bertepatan dengan momentum Hari Jadi Kejaksaan RI ke-80. Seolah menjadi kado pahit sekaligus bukti komitmen Kejaksaan untuk tidak pandang bulu dalam menegakkan hukum.

Kabar penetapan tersangka ini langsung menyebar luas, terutama di kalangan pegiat olahraga di Lahat. Banyak yang mengaku kecewa, sebab dana hibah yang seharusnya mendorong prestasi atlet malah disalahgunakan.

“Ini sangat memalukan. Atlet kita butuh dukungan, tapi malah dipermainkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” ungkap seorang pengurus cabang olahraga yang enggan disebut namanya.

Tak hanya itu, publik menilai kasus ini telah mencoreng nama baik dunia olahraga. KONI yang semestinya menjadi motor penggerak prestasi justru terseret dalam praktik kotor yang menggerus kepercayaan masyarakat.

Kronologis Kasus Dari Dana Hibah hingga Penetapan Tersangka adalah :

1.    Awal 2023 – Pemerintah Kabupaten Lahat menyalurkan dana hibah miliaran rupiah kepada KONI untuk kegiatan olahraga.

2.    Pertengahan 2023 – Laporan keuangan KONI mulai dipertanyakan. Realisasi kegiatan tidak sesuai dengan anggaran.

3.    Akhir 2023 – Kejari Lahat mencium adanya indikasi korupsi dan memulai penyelidikan awal.

4.    Awal 2024 – 52 saksi diperiksa, termasuk pengurus KONI, pejabat Dispora, dan pihak ketiga.

5.    Pertengahan 2024 – Penggeledahan dilakukan di kantor KONI dan Dispora. Dokumen penting serta uang Rp287,8 juta berhasil diamankan.

6.    2 September 2025 – KB resmi ditetapkan sebagai tersangka melalui Surat Penetapan Tersangka oleh Kejari Lahat.

Dengan status tersangka, KB terancam dijerat dengan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi. Jika terbukti bersalah di pengadilan, hukuman penjara maksimal 20 tahun serta denda miliaran rupiah bisa menantinya.

Selain itu, aparat penegak hukum juga masih menelusuri kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam skandal ini. Tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka baru yang menyeret nama pejabat atau pengurus KONI lainnya.

Kasus yang menjerat KB bukanlah kejadian pertama di dunia olahraga Indonesia. Berulang kali dana hibah maupun anggaran pembinaan atlet menjadi ladang empuk bagi oknum yang tidak bertanggung jawab.

Padahal, setiap rupiah dari dana hibah sejatinya adalah amanah rakyat. Dana itu bukan hanya angka di atas kertas, tetapi harapan bagi atlet-atlet muda untuk berprestasi di kancah nasional maupun internasional.

Korupsi semacam ini bukan hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga mematikan semangat olahraga. Atlet yang seharusnya fokus berlatih justru harus berjuang dengan fasilitas seadanya karena dana mereka digerogoti.

Kepala Kejari Lahat menegaskan bahwa penanganan kasus ini adalah wujud nyata komitmen Kejaksaan untuk memberantas korupsi tanpa pandang bulu.

“Siapapun yang terlibat, tidak peduli jabatan atau statusnya, akan kami tindak sesuai hukum,” tegasnya di hadapan awak media.

Pernyataan ini memberi sinyal bahwa upaya bersih-bersih di tubuh lembaga olahraga tidak berhenti pada satu nama. Penyidik masih membuka peluang untuk menjerat aktor lain yang terbukti ikut menikmati aliran dana hibah tersebut.

Kasus korupsi dana hibah KONI Lahat menjadi tamparan keras bagi dunia olahraga di daerah. Publik kini menaruh harapan besar agar penegakan hukum berjalan transparan dan tidak berhenti di tengah jalan.

Namun, pertanyaan besar masih menggantung: akankah kasus ini benar-benar menjadi titik balik pemberantasan korupsi di sektor olahraga, atau justru hanya menambah daftar panjang luka lama yang belum pernah benar-benar sembuh?

Yang jelas, skandal ini sudah menorehkan catatan kelam. Uang rakyat sebesar Rp. 287,8 juta yang seharusnya digunakan untuk mengibarkan prestasi olahraga Lahat justru masuk ke kantong pribadi. Dan publik berhak marah. (TIM)

Share:

Featured Post

Misteri Desa Terapung Muslim Ko Panyi di Thailand yang Didirikan Orang Jawa 200 Tahun Silam

SEKDIS PENDIDIKAN

KABID SMP DISDIK EMPAT LAWANG

KABID KESMAS

KABID SDA DINAS PUPR 4L

KABAG KESRA EMPAT LAWANG

KABAG UMUM EMPAT LAWANG

KABAG TAPEM

SMAN 1 LK

SMAN 1 SALING

SMAN 1 PENDOPO

SMAN 3 TEBING TINGGI

SMAN 1 MUARA PINANG 4 L

SMKN 1 EMPAT LAWANG

SMKN 2 EMPAT LAWANG

SLBN 4L

SMP N 2 TT

SDN 1 TALANG PADANG

KADES KARANG ARE TP

KADES KEMBAHANG BARU

KADES ULAK DABUK TP

PJ. KADES MEKAR JAYA TB. TINGGI

SD NEGERI 24 TBG. TINGGI

Cari di web ini

Tag