Sunday, August 10, 2025

Meriah! Lomba Revitalisasi Bahasa Ibu di Empat Lawang Jadi Ajang Unjuk Gigi Generasi Muda, Dari Puisi Hingga Stand Up Comedy

Empat Lawang UKN

Suasana Sabtu pagi, 9 Agustus 2025, di SD Negeri 9 Pendopo Barat, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, terasa berbeda dari biasanya. Ratusan pelajar berseragam rapi terlihat penuh semangat, bersiap menunjukkan bakat dan kecintaan mereka terhadap bahasa ibu dalam sebuah ajang bergengsi Lomba Revitalisasi Bahasa Ibu.

Baca Juga : Dana Hibah KONI 2023, seret 30 saksi dan Uang Rp250 Juta Diamankan oleh Kejari Lahat

BacaJuga : Ini loh kronologis kasus CSR BI dan OJK yang melibatkan legeslator RI

Baca Juga : KPK Sudah Kantongi Nama!. Dua Anggota DPR Terseret Kasus Korupsi Dana CSR Bank Indonesia.

Baca Juga: Bupati Pati naikan PPB 250% di demowarga

foto Dok. KKKS Pobar
Kegiatan ini digelar oleh Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) Kecamatan Pendopo Barat bekerjasama dengan Guru Master Bahasa Binaan Balai Bahasa Sumatera Selatan sebagai rangkaian memeriahkan peringatan HUT RI ke-80 tahun 2025.

Dengan mengusung tema besar Kepahlawanan, Ketuhanan, dan Kebudayaan Daerah, lomba ini tidak hanya menjadi arena kompetisi, tetapi juga sarana menghidupkan kembali bahasa dan budaya lokal di tengah derasnya arus globalisasi.

Ketua KKKS Pendopo Barat, Ardian Nopiansyah, M.Pd, menjelaskan bahwa ajang ini diikuti oleh 12 SD Negeri/Swasta dan 4 SMP di wilayah kecamatan Pendopo Barat. Masing-masing sekolah mengirimkan lima peserta terbaiknya, sehingga total puluhan pelajar turut berpartisipasi.

“Tujuan utama lomba ini adalah untuk melestarikan bahasa dan budaya daerah, sekaligus menumbuhkan rasa bangga generasi muda terhadap warisan leluhur,” ujar Ardian dengan antusias.

Tidak seperti lomba bahasa biasa, kegiatan ini menghadirkan cabang lomba yang unik dan memadukan unsur hiburan dengan kearifan lokal. Ada puisi berbahasa ibu, dongeng berbahasa ibu, cerpen berbahasa ibu, pidato, dan bahkan stand up comedy berbahasa ibu.

Stand up comedy menjadi salah satu cabang yang paling menyedot perhatian. Para peserta tak hanya harus lucu, tapi juga kreatif menyisipkan pesan moral dan nilai budaya melalui bahasa daerah masing-masing. Sorakan dan tawa penonton pun pecah ketika beberapa pelajar dengan percaya diri melontarkan guyonan khas daerah yang penuh makna.

Sementara itu, cabang puisi, dongeng, dan cerpen menghadirkan suasana yang lebih khidmat. Bahasa ibu yang mungkin jarang terdengar di ruang kelas kini mengalun indah, membawa pendengar hanyut dalam nuansa nostalgia dan kebanggaan akan kekayaan budaya.

Ardian menambahkan, pemenang di setiap cabang lomba akan diumumkan pada upacara 17 Agustus 2025 di tingkat kecamatan nanti.  Juara pertama dari masing-masing kategori nantinya akan mewakili Pendopo Barat pada lomba serupa di tingkat kabupaten.

“Ini bukan hanya soal menang atau kalah, tapi tentang keberanian anak-anak kita menggunakan bahasa daerah dengan percaya diri di panggung. Kalau mereka bisa bersinar di sini, peluang untuk bersaing di tingkat kabupaten bahkan provinsi sangat terbuka,” kata Ardian.

Menariknya, seluruh pendanaan kegiatan ini dilakukan secara swadaya oleh pihak sekolah masing-masing. Hal ini tidak menyurutkan semangat, bahkan justru memupuk rasa gotong royong antar guru dan kepala sekolah.

Guru, siswa, dan orang tua bekerja sama mempersiapkan kostum, properti, hingga bekal makanan untuk para peserta. Dukungan masyarakat sekitar juga terlihat jelas, dengan hadirnya warga yang ikut menonton dan memberikan semangat langsung di lokasi lomba.

Di era ketika bahasa daerah kian jarang digunakan oleh generasi muda, lomba ini menjadi langkah konkret untuk membalik keadaan. Melalui kompetisi yang dikemas kreatif, anak-anak tidak hanya belajar berbicara dalam bahasa ibu, tetapi juga menggunakannya untuk menyampaikan ide, emosi, dan humor.

“Kalau kita tidak mulai sekarang, bisa-bisa bahasa daerah akan punah di generasi berikutnya. Lomba ini adalah upaya nyata agar warisan bahasa dan budaya tetap hidup,” tutup Ardian.

Dengan gelak tawa, tepuk tangan, dan semangat juang yang membara, Lomba Revitalisasi Bahasa Ibu di Pendopo Barat tidak hanya menjadi hiburan, tapi juga menjadi saksi bahwa bahasa daerah masih memiliki tempat istimewa di hati generasi penerus bangsa. (TIM)


Share:

0 komentar:

Featured Post

Kronologi Kasus OTT KPK terhadap kasus Kepala Dinas PUPR Sumut

SEKDIS PENDIDIKAN

KABID SMP DISDIK EMPAT LAWANG

KABID KESMAS

KABAG KESRA EMPAT LAWANG

KABAG UMUM EMPAT LAWANG

KABAG TAPEM

SMAN 1 LK

SMAN 1 SALING

SMAN 1 PENDOPO

SMAN 3 TEBING TINGGI

SMKN 1 EMPAT LAWANG

SMKN 2 EMPAT LAWANG

SMP N 2 TT

SDN 1 TALANG PADANG

KADES KARANG ARE TP

KADES KEMBAHANG BARU

KADES ULAK DABUK TP

PJ. KADES MEKAR JAYA TB. TINGGI

SD NEGERI 24 TBG. TINGGI

Cari di web ini

Tag