Tuesday, August 26, 2025

Jejak Panjang Penculikan dan Pembunuhan Sadis Kepala KCP BRI Cempaka Putih

Jakarta UKN

Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI Cempaka Putih, Muhammad Ilham Pradipta, terus menyita perhatian publik. Polisi bergerak cepat, menangkap delapan orang yang diduga terlibat dalam skenario kejahatan keji ini: empat orang sebagai pelaku lapangan, dan empat lainnya sebagai aktor intelektual yang diduga menjadi dalang di balik penculikan hingga pembunuhan sadis.

 

Baca Juga  yaitu

1.    Kejagung Digugat karena Diduga ‘Main Mata’, Eksekusi Silfester Matutina Mangkrak Bertahun-tahun!

2.    Senayan di Demo Besar-besaran Minta DPR Dibubarkan, Adakah Dalang di Baliknya?

3.    Terungkan banyak pemda yang kurang peduli terhadap skor SPI KPK

4.    Heboh! Rakyat Siap Duduki Senayan, Gelombang Massa Teriakkan “Bubarkan DPR RI pada  25 Agustus 2025!”

5.    Immanuel Ebenezer Tersangka KPK, Malah Minta Amnesti ke Istana

Kronologi kasus ini bukan sekadar tindak kriminal iasa. Dari kesaksian saksi mata, rekaman CCTV, hingga penangkapan beruntun para pelaku, tampak jelas bahwa peristiwa ini telah direncanakan matang. Bahkan, beberapa hari sebelum penculikan, kelompok pelaku sudah mengintai korban di sekitar kantor tempatnya bekerja.

Rabu siang, 20 Agustus 2025, suasana di halaman parkir Lotte Mart Ciracas, Jakarta Timur, mendadak mencekam. Kamera CCTV merekam jelas momen saat Ilham Pradipta berjalan ke arah mobil pribadinya usai keluar dari kantor pusat PT Lotte Mart Indonesia.

Tiga orang pria tiba-tiba keluar dari sebuah minibus putih yang sudah parkir di samping mobil korban. Mereka langsung mencegat Ilham, memaksa masuk ke mobil pelaku. Sempat terlihat korban berusaha melawan, namun kalah jumlah. Hanya dalam hitungan detik, korban lenyap dibawa pergi.

Peristiwa ini sontak membuat publik geger. Video rekaman CCTV beredar luas di media sosial, memunculkan spekulasi liar mulai dari motif utang piutang, urusan bisnis, hingga dugaan dendam pribadi.

Keesokan harinya, Kamis, 21 Agustus 2025, kabar duka menghentak keluarga besar BRI. Jenazah Ilham ditemukan di sebuah area sepi di Kampung Karang sambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi. Kondisinya mengenaskan tangan terikat, mata dililit lakban.

Polisi yang melakukan olah TKP menduga korban disiksa sebelum dibunuh. “Ini jelas eksekusi yang direncanakan. Bukan sekadar penculikan acak,” kata seorang penyidik yang enggan disebutkan namanya.

Penyelidikan intensif Polda Metro Jaya berbuah hasil. Hanya dalam beberapa hari, polisi berhasil membekuk delapan orang yang diduga terlibat. Mereka terbagi dalam dua kelompok:

 

1.    Pelaku lapangan (eksekutor penculikan) yaitu AT, RS, RAH dan RW alias Eras

Tiga dari mereka ditangkap di sebuah rumah di Johar Baru, Jakarta Pusat. Sementara Eras, 28 tahun, ditangkap di Bandara Komodo, Labuan Bajo, saat hendak melarikan diri ke NTT.

Polisi menyebut Eras sehari-hari bekerja sebagai debt collector di Jakarta. Kehidupan keras di dunia penagihan utang membuatnya terbiasa dengan intimidasi, bahkan kekerasan. “Saat diamankan, dia tidak melakukan perlawanan,” kata AKP Lufthi Darmawan Aditya, Kasat Reskrim Polres Manggarai Barat.

2.    Aktor intelektual (dalang penculikan) yaitu C, DH, YJ, AA

Ketiganya, yakni DH, YJ, dan AA, ditangkap di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu malam, 23 Agustus 2025. Sedangkan C ditangkap keesokan harinya di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Polisi menduga kuat merekalah otak yang mengatur seluruh skenario penculikan hingga pembunuhan korban.

Hingga kini, polisi masih mendalami motif utama penculikan dan pembunuhan ini. Namun, sejumlah dugaan mengarah pada masalah finansial.

Fakta bahwa salah satu pelaku berprofesi sebagai debt collector memunculkan spekulasi bahwa korban memiliki keterkaitan dengan urusan utang-piutang besar. Namun, pihak keluarga korban membantah keras tudingan tersebut.

“Almarhum adalah pribadi jujur dan profesional. Dia sangat menjaga nama baik perusahaan dan keluarga. Tidak ada urusan utang pribadi yang aneh-aneh,” kata seorang kerabat dekat Ilham.

Polisi tidak menutup kemungkinan ada keterkaitan dengan pekerjaan korban sebagai kepala KCP BRI. Posisi strategis di bank besar sering kali membuat seseorang berhadapan dengan persoalan pelik: kredit macet, penagihan, hingga kasus fraud internal.

Kasus ini memperlihatkan kesigapan polisi. Dalam kurun kurang dari satu minggu, semua pelaku berhasil diringkus.

1.    Pada 21 Agustus 2025, Tiga eksekutor ditangkap di Johar Baru, Jakarta Pusat.

2.    Pada tanggal yang sama 21 Agustus 2025, Eras ditangkap di Bandara Komodo, Labuan Bajo, saat hendak kabur.

3.    Kemudian 23 Agustus 2025, Tiga aktor intelektual ditangkap di Solo, Jawa Tengah.

4.    Dan 24 Agustus 2025, inisial C  yang didguga dalan utama ditangkap di PIK, Jakarta Utara.

Menurut AKBP Abdul Rahim, Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, para pelaku saat ini tengah menjalani pemeriksaan intensif. Polisi masih mengurai benang kusut siapa sesungguhnya yang menjadi otak perintah pembunuhan.

Kematian tragis seorang pejabat bank ternama di ibu kota membuat publik resah. Banyak yang khawatir kejahatan semacam ini menjadi tren baru, penculikan terencana terhadap orang-orang dengan posisi strategis di perusahaan besar.

“Kasus ini mengingatkan bahwa siapa pun bisa jadi target, apalagi mereka yang punya peran penting dalam urusan keuangan,” kata seorang pengamat kriminal.

Di sisi lain, kasus ini juga membuka mata bahwa praktik debt collector, terutama yang beroperasi di luar kendali hukum, masih marak. Tidak jarang, para penagih utang menggunakan cara-cara intimidatif, bahkan kekerasan.

 

Pihak BRI akhirnya angkat bicara. Melalui keterangan resmi, mereka menyampaikan duka mendalam atas kematian Muhammad Ilham Pradipta.

“Almarhum adalah salah satu pegawai terbaik kami. Kepergiannya menjadi pukulan berat, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi seluruh insan BRI,” demikian pernyataan resmi manajemen.

BRI menegaskan akan mendukung penuh penyelidikan polisi hingga kasus ini tuntas dan keadilan ditegakkan.

Meskipun delapan pelaku sudah ditangkap, misteri kasus ini belum sepenuhnya terungkap. Pertanyaan besar masih menggantung:

1.    Apa motif sesungguhnya di balik penculikan dan pembunuhan ini?

2.    Siapa dalang utama yang memberi perintah?

3.    Apakah ada keterlibatan pihak lain di luar delapan orang yang sudah ditangkap?

Jawaban atas pertanyaan ini masih menunggu hasil penyidikan polisi. Satu hal yang pasti, kasus ini menjadi pengingat bahwa kejahatan terencana bisa mengintai siapa saja, bahkan seorang kepala cabang bank sekalipun.

Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala KCP BRI Cempaka Putih, Muhammad Ilham Pradipta, menjadi tragedi kriminal paling menyita perhatian publik tahun ini. Dari skenario perencanaan yang rapi, eksekusi brutal di siang bolong, hingga penemuan jenazah yang mengenaskan, semua memperlihatkan betapa terorganisirnya kejahatan ini.

Polisi telah bergerak cepat, namun publik masih menunggu jawaban final, apa motif sesungguhnya di balik semua ini.

Sementara itu, keluarga, rekan kerja, dan masyarakat hanya bisa berharap agar hukum ditegakkan setegak-tegaknya. Bahwa di balik keadilan yang ditegakkan, ada pesan kuat bahwa tidak ada satu pun nyawa yang boleh dipermainkan dengan cara keji. (TIM)


Share:

0 komentar:

Featured Post

Usai Santap Makan Bergizi Gratis, RSUD Lebong Kewalahan, Polisi Turun Tangan”

SEKDIS PENDIDIKAN

KABID SMP DISDIK EMPAT LAWANG

KABID KESMAS

KABID SDA DINAS PUPR 4L

KABAG KESRA EMPAT LAWANG

KABAG UMUM EMPAT LAWANG

KABAG TAPEM

SMAN 1 LK

SMAN 1 SALING

SMAN 1 PENDOPO

SMAN 3 TEBING TINGGI

SMAN 1 MUARA PINANG 4 L

SMKN 1 EMPAT LAWANG

SMKN 2 EMPAT LAWANG

SLBN 4L

SMP N 2 TT

SDN 1 TALANG PADANG

KADES KARANG ARE TP

KADES KEMBAHANG BARU

KADES ULAK DABUK TP

PJ. KADES MEKAR JAYA TB. TINGGI

SD NEGERI 24 TBG. TINGGI

Cari di web ini

Tag