Friday, August 22, 2025

Misteri Terkuaknya 72 Siswa 'Siluman' di SMAN 5 Bengkulu, Kepala Sekolah Murka.

Bengkulu UKN

SMA Negeri 5 Bengkulu yang selama ini dikenal sebagai salah satu sekolah unggulan di Provinsi Bengkulu kini tengah diterpa badai besar. Reputasi sekolah yang pernah menempati peringkat terbaik berdasarkan data LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi) tahun 2022 itu tercoreng oleh skandal penerimaan peserta didik baru.

Baca Juga  yaitu

1.    Gempar! Wamenaker Noel Ebenezer Terjaring OTT KPK, Terseret Dugaan Pemerasan Perusahaan

2.    Drama Mencekam di Jakarta. Kepala KCP sebuah Bank Diculik di Parkiran Mal, Dibunuh Sadis, 4 Pelaku Diciduk!

3.    Akhirnya 39 kades habis masa jabatan. Kini Resmi Dikukuhkan Bupati Lahat Bursah Zarnubi

4.    Buruan, Sumsel lakukan pemutihan PKB sampai desember 2025.

5.    Heboh Isu Kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan. Pemkab Empat Lawang Pastikan, “Tidak Ada Kenaikan PBB-P2!”

6.    17 Agustus, Merdeka Benar atau Sekadar Seremonial? Refleksi Pedih di Balik Euforia HUT RI

7.    Koq, Wagub Jateng Jadi Irup Upacara 17 Agustus di Pati, ke Mana Bupati Sudewo?

Kisruh bermula ketika ditemukan sebanyak 72 siswa ‘siluman’ yang telah belajar selama lebih dari sebulan, ternyata tidak tercatat dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Padahal, mereka sudah mengikuti seluruh prosedur sebagaimana layaknya siswa resmi: melakukan daftar ulang, mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), bahkan sudah berbaur dalam proses belajar mengajar.

Namun, fakta mengejutkan terkuaknya nama mereka tidak tercantum di sistem Dapodik. Temuan ini membuat pihak sekolah geger, orang tua murid marah, dan publik bertanya-tanya bagaimana mungkin siswa bisa duduk di bangku kelas tanpa status resmi?

Awal mula kasus ini terungkap pada pertengahan Agustus 2025, ketika pihak sekolah melakukan pengecekan ulang terhadap data peserta didik yang sudah masuk ke sistem Dapodik. Hasilnya, dari ratusan siswa yang diterima, ada puluhan nama yang janggal.

Dari investigasi internal, ternyata 72 siswa sama sekali tidak memiliki nomor induk Dapodik, alias tidak pernah tercatat secara resmi sebagai peserta didik baru. Padahal, hampir seluruh dari mereka sudah merasa sah menjadi siswa SMAN 5 Bengkulu, karena telah menerima atribut sekolah, mengikuti MPLS, bahkan sudah menjalani ujian awal semester.

Kabar ini sontak membuat para orang tua murid terkejut. Banyak yang merasa ditipu karena mereka yakin telah mengikuti seluruh alur pendaftaran sesuai petunjuk resmi.

Seorang wali murid dengan suara bergetar menceritakan kepada anggota DPRD Provinsi Bengkulu saat audiensi, Rabu (20/8/2025).

“Anak saya down, dia menangis sepanjang hari, malu bercampur sedih. Kami ikut prosedur, bahkan bayar semua keperluan seragam dan kegiatan sekolah. Tapi sekarang dibilang anak saya siswa siluman. Apa salah kami?” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Kabar pencoretan nama mereka dari daftar resmi siswa SMAN 5 Bengkulu membuat banyak anak terpukul. Beberapa siswa dilaporkan mengalami tekanan psikologis. Ada yang jatuh sakit, stres, hingga menolak keluar rumah karena merasa malu dengan lingkungan sekitar.

Seorang siswa laki-laki kelas X dikabarkan sempat dilarikan ke klinik setelah mengalami sesak napas akibat depresi mendengar statusnya sebagai siswa ilegal. “Dia merasa sia-sia. Katanya, ‘Kenapa saya disuruh ikut sekolah kalau ujung-ujungnya dibilang tidak sah?” ujar seorang kerabat.

Di sisi lain, orang tua murid merasa dipermainkan. Mereka menuntut kejelasan siapa yang bertanggung jawab atas munculnya 72 siswa misterius itu. Apakah murni kesalahan teknis, atau ada praktik kecurangan dalam proses penerimaan siswa baru?

Kepala SMAN 5 Bengkulu, yang selama ini dikenal tegas dalam menegakkan disiplin, tak kuasa menyembunyikan kemarahannya. Dalam rapat bersama komite sekolah dan perwakilan orang tua, ia dengan lantang menyatakan keterkejutannya.

“Saya sama sekali tidak tahu bagaimana bisa ada 72 siswa masuk tanpa Dapodik. Ini jelas bukan prosedur resmi sekolah. Saya merasa nama baik sekolah dicoreng oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” tegasnya.

Pihak sekolah juga mengaku ikut dirugikan. Selain citra sekolah yang tercoreng, tenaga pendidik sudah telanjur mengajar dan memperlakukan para siswa ‘siluman’ tersebut layaknya siswa resmi.

Kasus ini semakin panas ketika mencuat dugaan adanya praktik “titipan” atau permainan dalam penerimaan siswa baru. Beberapa orang tua mengaku diarahkan oleh pihak tertentu untuk menitipkan anak mereka dengan janji tetap bisa bersekolah, meskipun kuota resmi sudah penuh.

Walaupun belum ada bukti konkret, kecurigaan publik kian menguat. DPRD Provinsi Bengkulu bahkan sudah meminta Dinas Pendidikan setempat segera turun tangan melakukan investigasi menyeluruh.

Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu menegaskan, “Kami tidak akan tinggal diam. 72 siswa ini bukan angka kecil. Harus ada pihak yang bertanggung jawab, apakah itu sekolah, dinas, atau oknum luar yang bermain.”

Menanggapi polemik ini, Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu mengaku sudah membentuk tim khusus untuk menelusuri kasus tersebut. Menurut mereka, ada kemungkinan siswa-siswa itu masuk melalui jalur tidak resmi.

“Kami sedang mengumpulkan data dan keterangan dari pihak sekolah maupun orang tua murid. Jika ditemukan adanya pelanggaran prosedur, akan ada sanksi tegas bagi pihak yang terbukti terlibat,” kata seorang pejabat Disdik.

Sementara itu, nasib 72 siswa masih menggantung. Orang tua murid menuntut solusi konkret agar anak-anak mereka tetap bisa melanjutkan pendidikan tanpa trauma berkepanjangan.

“Anak-anak ini korban. Jangan sampai masa depan mereka hancur hanya karena ulah oknum. Kami minta pemerintah segera cari solusi, apakah penambahan kuota atau kebijakan khusus,” desak salah satu wali murid.

Namun, sebagian pihak menilai bahwa jika siswa siluman ini tetap diterima, maka hal itu berpotensi melanggar aturan kuota zonasi dan merugikan calon siswa lain yang seharusnya berhak masuk.

Skandal ini menjadi ujian berat bagi SMAN 5 Bengkulu. Sekolah yang selama ini dibanggakan karena prestasi akademik dan kedisiplinan kini dipertanyakan integritasnya.

Kasus 72 siswa siluman ini bukan hanya soal administrasi, melainkan juga menyangkut transparansi, keadilan, dan masa depan generasi muda. Jika tidak segera diselesaikan dengan bijak, kisruh ini bisa berlarut-larut dan meninggalkan luka mendalam bagi dunia pendidikan di Bengkulu.

Hingga kini, publik masih menunggu hasil investigasi resmi. Di satu sisi, orang tua murid menuntut keadilan agar anak-anak mereka tidak menjadi korban. Di sisi lain, sekolah dan dinas pendidikan harus menjaga aturan agar tidak muncul preseden buruk di masa depan.

Satu hal yang pasti, kasus 72 siswa siluman ini telah membuka mata masyarakat tentang betapa rawannya proses penerimaan siswa baru jika tidak diawasi ketat. Dan di tengah kegaduhan itu, masa depan puluhan anak tengah dipertaruhkan. (TIM)

Share:

0 komentar:

Featured Post

Waduh ! Wamenaker Noel Jadi Dalang Pemerasan Sertifikat K3, 11 Orang Dijadikan Tersangka KPK

SEKDIS PENDIDIKAN

KABID SMP DISDIK EMPAT LAWANG

KABID KESMAS

KABID SDA DINAS PUPR 4L

KABAG KESRA EMPAT LAWANG

KABAG UMUM EMPAT LAWANG

KABAG TAPEM

SMAN 1 LK

SMAN 1 SALING

SMAN 1 PENDOPO

SMAN 3 TEBING TINGGI

SMAN 1 MUARA PINANG 4 L

SMKN 1 EMPAT LAWANG

SMKN 2 EMPAT LAWANG

SMP N 2 TT

SDN 1 TALANG PADANG

KADES KARANG ARE TP

KADES KEMBAHANG BARU

KADES ULAK DABUK TP

PJ. KADES MEKAR JAYA TB. TINGGI

SD NEGERI 24 TBG. TINGGI

Cari di web ini

Tag