Jakarta UKN
Indonesia kembali
diguncang kabar mengejutkan dari arena pemberantasan korupsi. Wakil Menteri
Tenaga Kerja (Wamenaker), Immanuel Ebenezer atau Noel Ebenezer, resmi terjaring
dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan tim penindakan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). OTT berlangsung sejak Rabu malam (20/8/2025)
hingga Kamis dini hari (21/8/2025), dan menyeret nama pejabat tinggi negara
yang selama ini dikenal vokal di ruang publik.
Kabar penangkapan
Noel ini dibenarkan langsung oleh Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto.
1. Drama Mencekam di
Jakarta. Kepala KCP sebuah Bank Diculik di Parkiran Mal, Dibunuh Sadis, 4
Pelaku Diciduk!
2. Akhirnya 39 kades habis masa jabatan. Kini Resmi Dikukuhkan Bupati Lahat
Bursah Zarnubi
3. Buruan, Sumsel lakukan pemutihan PKB sampai desember 2025.
5. 17 Agustus, Merdeka Benar atau Sekadar Seremonial?
Refleksi Pedih di Balik Euforia HUT RI
6. Koq, Wagub Jateng Jadi Irup Upacara 17 Agustus di
Pati, ke Mana Bupati Sudewo?
7. Bupati Empat Lawang Pimpin Upacara HUT RI ke-80 tahun 2025, Begini Momen Haru yang Bikin Bangga
8. Terungkan banyak pemda yang kurang peduli terhadap skor SPIKPK
“Benar (OTT).
Diamankan di Jakarta,” kata Fitroh dalam konferensi pers singkat pada Kamis
(21/8/2025).
Kronologi OTT
yaitu Dari Malam Panjang hingga Pagi Menegangkan. Menurut informasi yang
dihimpun, operasi senyap KPK berawal dari laporan adanya dugaan praktik pemerasan
terhadap perusahaan-perusahaan yang sedang mengurus sertifikasi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Sertifikasi ini sangat vital bagi perusahaan, terutama di
sektor industri, konstruksi, dan pertambangan, karena menjadi salah satu syarat
operasional.
Tim KPK telah
memantau pergerakan Noel dan jaringan terdekatnya selama beberapa minggu
terakhir. Rabu (20/8) malam, tim mulai bergerak setelah menerima sinyal bahwa
transaksi mencurigakan akan terjadi di kawasan Jakarta Pusat. Sekitar pukul
22.30 WIB, petugas KPK disebut mengamankan beberapa orang yang diduga menjadi
perantara dalam kasus tersebut.
Tak berhenti di
situ, penyidik terus menelusuri aliran dana hingga akhirnya, menjelang tengah
malam, Noel ikut diamankan bersama sejumlah dokumen penting serta barang bukti
elektronik. Hingga Kamis pagi, ia masih menjalani pemeriksaan intensif di
Gedung Merah Putih KPK.
“Kasus ini
terkait dugaan pemerasan oleh pejabat negara terhadap perusahaan-perusahaan
yang sedang mengurus sertifikasi K3,” ujar Fitroh. Ia menegaskan, penyidik
masih mendalami mekanisme dugaan pemerasan tersebut, termasuk apakah Noel
bermain sendiri atau melibatkan pihak lain.
Modusnya
Pemerasan K3 Jadi “Lahan Basah”? Kasus ini menyingkap potret buram birokrasi
Indonesia. Sertifikasi K3 yang seharusnya menjadi instrumen perlindungan tenaga
kerja, justru diduga dijadikan lahan pemerasan. Beberapa perusahaan yang sedang
mengurus izin mengaku mendapat tekanan untuk “menyediakan sejumlah uang” agar
proses berjalan cepat tanpa hambatan.
Sumber internal
menyebut, praktik pemerasan semacam ini kerap disamarkan sebagai “biaya
administrasi tambahan” atau “kontribusi khusus”. Namun dalam kenyataannya, uang
itu diduga mengalir ke kantong pribadi pejabat.
KPK kini
menelusuri apakah praktik ini hanya melibatkan Noel atau sudah menjadi “kultur
gelap” dalam pengurusan sertifikasi di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan.
Kasus Noel semakin
menyita perhatian publik karena di balik posisinya sebagai pejabat negara, ia
ternyata memiliki harta kekayaan yang terbilang fantastis. Berdasarkan
penelusuran Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Noel
melaporkan hartanya pada 17 Januari 2025 dengan total mencapai Rp17.620.260.877
atau Rp17,6 miliar.
Rinciannya
meliputi aset berupa tanah dan bangunan, kendaraan mewah, tabungan, hingga
investasi bernilai tinggi. Kekayaan sebesar itu menimbulkan tanda tanya besar,
terutama kini setelah ia terseret kasus dugaan pemerasan.
Banyak pihak
mempertanyakan apakah kekayaan tersebut benar-benar murni hasil usaha sah, atau
justru bercampur dengan praktik-praktik menyimpang di balik jabatan publiknya?
Immanuel “Noel”
Ebenezer bukan nama asing di panggung politik nasional. Sebelum menjabat
Wamenaker, ia dikenal sebagai aktivis sekaligus sosok yang kerap lantang
mengkritik lawan politiknya. Noel juga sempat menjabat di sejumlah organisasi
relawan politik dan menjadi figur yang dekat dengan lingkar kekuasaan.
Namun, karier
politiknya tidak pernah lepas dari kontroversi. Beberapa kali ia menuai sorotan
publik karena pernyataan keras dan gaya komunikasinya yang blak-blakan. Kini,
sorotan itu bergeser drastis dari panggung politik ke ruang penyidikan KPK.
Kabar OTT Noel
langsung menyebar luas di media sosial. Nama “Noel” menjadi trending topic
sejak Kamis pagi. Warganet ramai-ramai mengekspresikan kekecewaan, sekaligus
sinis bahwa pejabat yang kerap tampil garang di depan publik justru terjerat
kasus korupsi.
Sejumlah aktivis
buruh pun bereaksi keras. “Kalau benar Wamenaker terlibat pemerasan, ini
pengkhianatan besar terhadap pekerja Indonesia. K3 itu hak fundamental buruh,
bukan ladang bisnis pejabat,” kata salah satu pimpinan konfederasi serikat
pekerja.
Di sisi lain,
pengamat politik menilai kasus ini akan menjadi ujian serius bagi pemerintah.
“OTT terhadap pejabat setingkat wakil menteri bukan perkara kecil. Publik
menuntut transparansi penuh, termasuk bagaimana pemerintah menyikapi kasus
ini,” ujar pengamat hukum tata negara, Aditya Nugraha.
KPK memastikan
akan bersikap tegas dan transparan dalam mengusut kasus ini. “Semua pihak yang
terlibat akan diperiksa, tanpa pandang bulu. Kami tegaskan, siapapun yang
menyalahgunakan kewenangan untuk memperkaya diri akan ditindak,” kata Fitroh
Rohcahyanto.
KPK kini memiliki
waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum Noel. Jika bukti awal dianggap
cukup, ia akan ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
OTT terhadap
Wamenaker Noel Ebenezer kembali membuka mata publik bahwa korupsi bukan hanya
terjadi di level kepala daerah atau lembaga tertentu, tetapi juga bisa menyeret
pejabat tinggi kementerian. Ironisnya, kasus ini terkait langsung dengan aspek
keselamatan kerja yang mestinya menjadi prioritas perlindungan bagi jutaan
buruh di Indonesia.
0 komentar:
Post a Comment