Saturday, August 23, 2025

Heboh! Rakyat Siap Duduki Senayan, Gelombang Massa Teriakkan “Bubarkan DPR RI pada 25 Agustus 2025!”

Jakarta UKN

Jagat politik tanah air kembali diguncang. Media sosial sejak Kamis, 21 Agustus 2025, mendadak diramaikan oleh sebuah video yang menyulut emosi publik. Video tersebut diunggah melalui akun Facebook bernama Ferry, dan berisi ajakan lantang untuk menggelar aksi demonstrasi besar-besaran pada Senin, 25 Agustus 2025, dengan tuntutan ekstrem: membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).

Baca Juga  yaitu

1.    Immanuel Ebenezer Tersangka KPK, Malah Minta Amnesti ke Istana

2.    Waduh ! Wamenaker Noel Jadi Dalang Pemerasan Sertifikat K3, 11 Orang Dijadikan Tersangka KPK

3.    Awal Mula Terkuaknya 72 Siswa 'Siluman' di SMAN 5 Bengkulu, Kepala Sekolah Murka

4.    Gempar! Wamenaker Noel Ebenezer Terjaring OTT KPK, Terseret Dugaan Pemerasan Perusahaan

5.    Drama Mencekam di Jakarta. Kepala KCP sebuah Bank Diculik di Parkiran Mal, Dibunuh Sadis, 4 Pelaku Diciduk!

6.    Akhirnya 39 kades habis masa jabatan. Kini Resmi Dikukuhkan Bupati Lahat Bursah Zarnubi

7.    Buruan, Sumsel lakukan pemutihan PKB sampai desember 2025.

Dalam video berdurasi kurang dari dua menit itu, terdengar suara seorang pria mengumandangkan seruan keras. “Bersiap demo besar-besaran pada tanggal 25 Agustus 2025 menyuarakan aksi masyarakat Indonesia terhadap DPR RI yang sekarang untuk minta di bubarkan !!!!!!” teriaknya. Seruan tersebut langsung menyebar bak api disiram bensin. Ribuan warganet ikut menanggapi, sebagian mendukung penuh, sebagian lagi menganggapnya sebagai provokasi berbahaya.

Namun, yang jelas, narasi “Bubarkan DPR” kini menjadi trending di berbagai platform sosial media. Gelombang perdebatan pun menyeruak, menguak berbagai lapisan kegelisahan masyarakat terhadap institusi yang seharusnya menjadi representasi rakyat.

Kenapa Isu “Bubarkan DPR” Bisa Meledak? Fenomena ini tidak muncul dalam ruang hampa. Beberapa faktor utama diyakini menjadi pemicu ledakan emosi publik hingga menuntut langkah radikal pembubaran DPR karena :

1.    Tingkat Kepercayaan Publik yang Terjun Bebas;

Survei lembaga independen sepanjang semester pertama 2025 menunjukkan tingkat kepercayaan publik terhadap DPR berada di titik nadir. Hanya 17 persen responden yang masih percaya DPR bekerja untuk rakyat, sementara 73 persen menilai DPR justru sibuk mengurus kepentingan politik dan bisnis segelintir elite. Angka ini menjelaskan mengapa seruan pembubaran DPR begitu cepat diterima masyarakat.

2.    Skandal Korupsi yang Tak Kunjung Reda;

Tahun 2025 dibuka dengan terbongkarnya kasus dugaan “Bancakan APBN” yang menyeret nama sejumlah anggota dewan lintas fraksi. Miliaran rupiah diduga mengalir ke kantong pribadi melalui proyek fiktif hingga mark-up anggaran. Bagi publik, kasus ini hanyalah satu dari rentetan panjang skandal yang membuat DPR identik dengan “gedung korupsi” ketimbang “rumah rakyat”.

3.    Kebijakan Kontroversial yang Memicu Amarah;

Belum lama ini DPR mengesahkan RUU yang dianggap publik hanya menguntungkan investor asing dan memperlemah perlindungan buruh serta petani lokal. Gelombang protes serikat pekerja, mahasiswa, hingga organisasi masyarakat sipil sempat pecah, namun respon DPR dinilai dingin, bahkan arogan.;

4.    Jarak Sosial dengan wakil Rakyat;

Potret gaya hidup mewah anggota DPR, dari mobil mewah, liburan ke luar negeri, hingga video pesta eksklusif yang viral, semakin memperlebar jurang dengan rakyat yang sedang dihantam inflasi dan pengangguran. “Mereka tidak lagi tahu rasanya antre minyak goreng atau berdesakan di bus kota,” tulis seorang warganet dengan nada getir.

Media Sosial Sebagai Bahan Bakar;  Dalam video ajakan demo yang diunggah akun Ferry hanyalah satu percikan. Namun algoritma media sosial mempercepat penyebaran narasi itu. Hanya dalam 24 jam, video tersebut telah dibagikan lebih dari 50 ribu kali di Facebook, diposting ulang di TikTok, hingga jadi perbincangan panas di Twitter/X.

Tagar BubarkanDPR dan 25AgustusTurun menembus daftar trending nasional. Banyak konten kreator turut menyuarakan kekecewaan terhadap DPR, bahkan beberapa tokoh publik menulis sindiran pedas.

Fenomena ini menunjukkan bagaimana media sosial kembali menjadi ruang mobilisasi politik rakyat, mirip dengan gelombang protes di era reformasi. Bedanya, kini kecepatan penyebaran informasi jauh lebih dahsyat, sehingga resonansi ajakan massa bisa menjangkau pelosok negeri hanya dalam hitungan jam.

Pemerintah dan DPR Bereaksi; Hingga berita ini ditulis, pihak DPR belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait ajakan demonstrasi tersebut. Beberapa anggota DPR hanya memberikan komentar singkat melalui akun pribadi mereka, mayoritas menyebut seruan pembubaran DPR sebagai bentuk “disinformasi” atau “provokasi berbahaya yang mengancam stabilitas negara”.

Sementara itu, aparat keamanan mulai bersiaga. Kapolri dikabarkan telah menggelar rapat tertutup dengan sejumlah pejabat intelijen untuk memantau potensi mobilisasi massa pada 25 Agustus 2025. Sumber internal menyebut, aparat mengantisipasi kemungkinan ribuan hingga puluhan ribu demonstran mengepung kompleks DPR/MPR di Senayan.

Namun, yang menjadi sorotan adalah apakah pemerintah akan merespons dengan pendekatan persuasif atau represif. Mengingat sejarah panjang aksi mahasiswa dan rakyat yang kerap berujung bentrokan, pilihan strategi aparat pada 25 Agustus akan sangat menentukan arah eskalasi konflik.

Suara Rakyat di Dunia Nyata; Tidak hanya di jagat maya, tanda-tanda konsolidasi nyata mulai terlihat. Sejumlah kelompok mahasiswa di Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta sudah menyatakan akan turun ke jalan. Serikat buruh juga dikabarkan tengah mengatur strategi untuk mengerahkan anggotanya.

“Ini bukan lagi sekadar isu. Ini soal harga diri rakyat yang selama ini dikhianati,” ujar seorang koordinator aksi mahasiswa di Jakarta ketika diwawancara secara singkat.

Di sisi lain, ada pula suara hati-hati dari tokoh masyarakat yang mengingatkan bahwa membubarkan DPR bukan solusi instan. “Kalau DPR bubar, mekanisme demokrasi mau diarahkan ke mana? Kita butuh reformasi, bukan kehancuran,” tegas seorang pengamat politik senior.

Menjelang 25 Agustus: Antara Harapan dan Kekhawatiran; Hari Senin, 25 Agustus 2025, diperkirakan akan menjadi momen krusial. Apakah benar rakyat akan membanjiri Senayan? Ataukah aparat berhasil mencegah gelombang massa?

Yang jelas, isu “Bubarkan DPR” telah membuka borok lama: jurang ketidakpercayaan rakyat terhadap wakilnya sendiri. Dalam situasi seperti ini, bola panas bukan hanya berada di tangan DPR, tapi juga pemerintah, aparat, dan seluruh elemen masyarakat.

Jika tuntutan rakyat kembali diabaikan, bukan tidak mungkin aksi 25 Agustus akan menjadi titik balik sejarah politik Indonesia. Sebuah momentum yang bisa mengulang gaung reformasi, atau justru menjerumuskan negeri ke dalam krisis politik berkepanjangan.

Seruan demonstrasi “Bubarkan DPR” yang meledak di media sosial bukanlah sekadar provokasi biasa. Ia adalah refleksi dari akumulasi kekecewaan rakyat atas praktik politik yang dianggap kotor, elitis, dan jauh dari penderitaan masyarakat.

Apakah tanggal 25 Agustus 2025 akan menjadi hari lahir gerakan rakyat baru? Ataukah justru menjadi ujian terakhir kesabaran publik?

Satu hal yang pasti, DPR kini berada di titik nadir kepercayaan, dan suara rakyat tidak bisa lagi dianggap sekadar gemuruh di dunia maya. (TIM)

Share:

0 komentar:

Featured Post

Heboh! Rakyat Siap Duduki Senayan, Gelombang Massa Teriakkan “Bubarkan DPR RI pada 25 Agustus 2025!”

SEKDIS PENDIDIKAN

KABID SMP DISDIK EMPAT LAWANG

KABID KESMAS

KABID SDA DINAS PUPR 4L

KABAG KESRA EMPAT LAWANG

KABAG UMUM EMPAT LAWANG

KABAG TAPEM

SMAN 1 LK

SMAN 1 SALING

SMAN 1 PENDOPO

SMAN 3 TEBING TINGGI

SMAN 1 MUARA PINANG 4 L

SMKN 1 EMPAT LAWANG

SMKN 2 EMPAT LAWANG

SMP N 2 TT

SDN 1 TALANG PADANG

KADES KARANG ARE TP

KADES KEMBAHANG BARU

KADES ULAK DABUK TP

PJ. KADES MEKAR JAYA TB. TINGGI

SD NEGERI 24 TBG. TINGGI

Cari di web ini

Tag