Saturday, May 7, 2022

Pengusaha pengumpul kopi Tebing Tinggi Empat Lawang harapkan pembinaan petani Kopi

 Empat Lawang UKN 

Jon Kenedi, Salah seorang pengusah pengumpul biji kopi di Tebing Tinggi Empat Lawang Sumatera Selatan. Selama ini beliau selalu berhungungan dengan pengusaha eksportir kopi baik di Palembang maupun di provinsi Lampung. Dari sekian banyak interaksi dengan pengusaha yang bermain di bidang komoditas kopi tersebut, maka terbersit pemikiran bahwa sebenarnya kopi di Kabupaten Empat Lawang ini termasuk berkualitas baik. Hanya saja, pengolahan kopinya yang kurang maksimal, sehingga biji kopi yang dihasilkanpun masih kurang maksimal, akibatnya pendapatan para petani kopipun kurang maksimal. 


Lebih lanjut Jon kenedi menjelaskan bahwa umumnya para petani kopi di Empat Lawang ini, sudah menanam kopi, trus mereka tinggalkan, jarang ada pemupukan, perawatan tunas batang dan lain sebagainya. Akibatnya produksi buah tidak maksimal.  Selain itu pada proses panen, umumnya mereka tidak memperhatikan mana kopi yang sudah benar – benar siap, dan mana kopi yang masih muda dan belum siap dipanen. Setelah panenpun, umumnya para petani tersebut tidak melakukan pengolahan yang baik untuk meningkatkan mutu biji kopinya. “ kebiasaan petani kopi kita, bila sudah panen, mereka langsung main gledek. Sehingga biji kopi tersebut banyak yang pecah. Harusnya jangan demikian. Biji kopi tersebut harus dijemur untuk mengurangi kadar air. Dan jemurnya jangan di jalan umum. Sebab penjemuran di jalan umum itu akan meningkatkan jumlah biji kopi yang pecah dan rusak. Sehingga hal itu akan mengurangi harga penjualan bagi para petani tersebut. “ Ujat Pak Jon Kenedi di gudang kopi miliknya pada hari Kamis, (05/05/22) kepada awak media. 

Untuk meminimalisir kerugian petani akibat pengolahan yang kurang maksimal, Pak Jon Kenedi berharap agar pemerintah kiranya dapat memberikan pembinaan secara konfrshensif kepada para petani kopi baik dari cara menanam, merawat, memanen, maupun pengolahan  pasca panen. Karena pada dasarnya, para eksportir memerlukan biji kopi yang berkualitas baik. Bila para petani dapat menghaasilkan biji kopi yang kualitas terbaik, maka para petani kopi akan menerima harga penjulan yang maksimal.

Selanjutnya Bapak Jon Kenedi sedikit membocorkan criteria biji kopi yang baik agar para petani dapat membuat biji kopinya masuk standar eksportir dan menerima harga yang maksimal. “ Ini saya berikan kriteri perhitungan ekportir mengapa harga biji kopi kita tidak mendapatkan harga yang maksimal. Pertama dalam satu kilo atau satu kwintal biji kopi, para eksportir itu memperhatikan kadar kekeringan air biji kopi, kalau kering, harganya tinggi, kemudian mereka melihat kerusakan atau pecahnya biji kopi, kalau bijinya banyak yang  rusak atau pecah, maka harganya akan rendah, lalu mereka melihat banyak sedikitnya jumlah gelondongan atau biji kopi yang masih berkulit utuh, kalau masih banyak yang gelondongan maka harganya akan rendah, terus, mereka melihat banyak sedikitnya jumlah abu atau kulit kopi yang tercampur pada biji kopi, kalau abu/ kulitnya banyak maka itu akan menurunkan harga, terus warna biji kopi juga jadi bahan penilaian mereka. Dan masih banyak faktor-faktor lain yang berpengaruh pada harga jual biji kopi tersebut. Karena itu, saya mengharapkan agar pemerintah dapat memberikan pembinaan yang konfrehensif pada para petani kopi agar penghasilan mereka dapat meningkat dari usaha perkebunan kopi ini.” Ujarnya mengakhiri. (TIM) 

Share:

0 komentar:

Featured Post

Rapat Paripurna HUT Kabupaten Empat Lawang Yang ke-17 digelar DPRD

Cari di web ini

Tag