Friday, September 5, 2025

Nadiem Makarim Resmi Jadi Tersangka Korupsi Chromebook, Dari Ruang Menteri ke Meja Hijau

Jakarta, UKN

Drama panjang kasus pengadaan laptop Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akhirnya mencapai puncaknya. Kejaksaan Agung (Kejagung) secara resmi menetapkan mantan Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek raksasa yang menelan anggaran triliunan rupiah tersebut. Penetapan tersangka itu diumumkan pada Kamis sore (4/9/2025), setelah Nadiem menjalani pemeriksaan maraton ketiga kalinya di Gedung Bundar, Kejagung RI.

 

Baca Juga  yaitu

1.    Tiga Desa di Talang Padang Sosialisasikan Bahaya Narkoba

2.    Prabowo Perintahkan Tindak Tegas Massa Anarkis. Demokrasi di Ujung Tanduk atau Penegakan Hukum ?

3.    7 Brimob Diperiksa Propam Usai Affan Tewas Dilindas Rantis, Benarkah Akan Ada Tersangka?”

4.    Polisi Segel Dapur MBG di Lebong: 456 Siswa Jadi Korban, Kapolda Turun Tangan!

5.    Usai Santap Makan Bergizi Gratis, RSUD Lebong Kewalahan, Polisi Turun Tangan”

6.    Iuran BPJS Naik Rakyat Kecil dan Menengah menjerit

7.    Analisis Hukum atas Pembunuhan Sadis Kepala KCP BRI bebarapa hari yang lalu

Langkah hukum ini sontak mengguncang publik, sebab nama Nadiem selama ini identik dengan “anak muda sukses” dan “reformator pendidikan”. Kini, sosok pendiri Gojek itu justru duduk di kursi tersangka korupsi.

Kronologi Kasus Chromebook, Dari Sekolah ke Meja Jaksa

1.    Awal Proyek Chromebook

Proyek pengadaan laptop Chromebook mulai digagas pada 2021 hingga 2023 dengan dalih mendukung digitalisasi sekolah. Pemerintah mengalokasikan anggaran jumbo melalui Kemendikbudristek agar siswa dan guru di seluruh Indonesia bisa melek teknologi.

Namun sejak awal, proyek ini menuai sorotan. Sejumlah sekolah di daerah mengeluhkan kualitas laptop yang diterima. Banyak Chromebook dilaporkan lemot, spesifikasi rendah, bahkan rusak dalam hitungan bulan. Kecurigaan publik pun semakin menguat: apakah ada praktik mark-up dalam proyek ini?

2.    Pemeriksaan Pertama 12 Jam di Kejagung

Kecurigaan itu berbuah penyelidikan serius. Pada Senin (23/6/2025), Nadiem dipanggil untuk pertama kalinya ke Kejagung. Pemeriksaan berlangsung sangat panjang, hingga 12 jam lamanya. Jaksa menelisik detail kontrak, vendor, hingga mekanisme pengadaan.

Sumber internal menyebut, saat itu penyidik menyoroti peran Nadiem dalam proses persetujuan anggaran dan pengadaan. Meski Nadiem berusaha meyakinkan penyidik bahwa ia hanya “menyetujui kebijakan”, jaksa tak puas dengan jawabannya.

3.    Pemeriksaan Kedua 9 Jam Interogasi

Belum sebulan berselang, Selasa (15/7/2025), Nadiem kembali menjalani pemeriksaan. Kali ini durasinya sekitar 9 jam. Penyidik menggali aliran dana dalam proyek, termasuk keterlibatan vendor dan kemungkinan adanya pihak-pihak yang mendapatkan keuntungan pribadi.

Di sinilah mulai mengemuka isu dugaan kerugian negara yang mencapai ratusan miliar rupiah. Nama Nadiem kian santer disebut sebagai pihak yang harus bertanggung jawab.

4.    Pencekalan ke Luar Negeri

Langkah hukum makin serius ketika Kejagung menerbitkan surat pencekalan terhadap Nadiem per 19 Juni 2025. Ia dilarang bepergian ke luar negeri selama 6 bulan ke depan. Pencekalan ini menjadi sinyal keras bahwa posisi Nadiem dalam pusaran kasus Chromebook tidak main-main.

5.    Pemeriksaan Ketiga & Status Tersangka

Hari penentuan tiba pada Kamis (4/9/2025). Nadiem hadir untuk ketiga kalinya. Sore harinya, Kejagung akhirnya mengumumkan: “Saudara Nadiem Makarim ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan tindak pidana korupsi pengadaan Chromebook.”

Kabar ini sontak viral dan jadi trending topic di berbagai platform media sosial. Publik yang dulu mengagumi citra “milenial reformis” Nadiem, kini dikejutkan dengan status barunya sebagai tersangka korupsi.

Selain kasus hukum, perhatian publik juga tertuju pada fluktuasi harta kekayaan Nadiem.

1.    Tahun  2019 (Awal jadi Menteri), Nadiem melaporkan harta Rp 1,23 triliun dengan utang Rp 185,36 miliar. Mayoritas hartanya berupa surat berharga.

2.    Tahun 2022 Harta Nadiem melonjak tajam jadi Rp 4,87 triliun, dengan utang Rp 790,76 miliar. Lonjakan ini seiring dengan IPO PT GOTO Gojek Tokopedia, di mana Nadiem tercatat memiliki 522 juta lembar saham (20,5%).

3.    Tahun 2024, Kekayaan Nadiem justru anjlok drastis menjadi Rp 600,64 miliar, dengan utang Rp 466,23 miliar. Surat berharga miliknya merosot tajam, hanya tersisa Rp 926,09 miliar.

Dalam laporan terakhir ke LHKPN (31 Oktober 2024), Nadiem masih memiliki:

a.    7 unit properti senilai Rp 57,79 miliar

b.    2 alat transportasi senilai Rp 2,25 miliar

c.    Surat berharga Rp 926,09 miliar

Perjalanan naik-turun kekayaan ini menambah bumbu kontroversi. Publik bertanya-tanya: apakah ada kaitan antara proyek Chromebook dan keuangan pribadi sang mantan menteri?

Karier Nadiem Makarim dulunya begitu cemerlang. Ia dipuja sebagai ikon anak muda sukses lewat Gojek, lalu dipercaya Presiden Joko Widodo untuk memimpin sektor pendidikan. Citra “reformis digital” melekat kuat pada dirinya.

Namun perjalanan politiknya justru berakhir dengan catatan kelam. Status tersangka membuat namanya kini sejajar dengan deretan pejabat lain yang tumbang karena kasus korupsi.

Pengumuman tersangka Nadiem langsung jadi bahan perbincangan nasional. Tagar NadiemTersangka dan KorupsiChromebook menduduki trending topic di X (Twitter).

Banyak warganet meluapkan kemarahan, merasa dikhianati oleh figur yang sebelumnya dipandang bersih. Sebagian lain bersikap sinis, menyebut kasus ini sebagai bukti bahwa “siapapun bisa tergoda oleh uang negara, bahkan kaum milenial sekalipun.”

Dengan status tersangka, Nadiem berpotensi segera ditahan setelah pemeriksaan lanjutan. Kejagung disebut tengah menyiapkan berkas perkara untuk dilimpahkan ke pengadilan.

Jika terbukti bersalah, ancaman hukuman bagi Nadiem bisa sangat berat, mengingat kasus ini diduga menimbulkan kerugian negara hingga ratusan miliar rupiah.

Kasus ini menjadi pukulan telak bagi citra pemerintah yang selama ini menggaungkan semangat bersih, transparan, dan digitalisasi. Ironisnya, proyek digitalisasi pendidikan justru menjadi ladang korupsi.

Nadiem, yang dulu dielu-elukan sebagai simbol anak muda melawan korupsi birokrasi, kini justru masuk dalam daftar pejabat yang terseret kasus korupsi. Sebuah babak baru kelam dalam sejarah pendidikan Indonesia.

Penetapan tersangka terhadap Nadiem Makarim dalam kasus Chromebook adalah pengingat keras bahwa korupsi bisa menjangkiti siapa saja—muda, kaya, bahkan yang sempat dielu-elukan publik. Dari gedung startup megah ke kursi tersangka Kejagung, perjalanan Nadiem kini menjadi potret dramatis tentang jatuhnya seorang “golden boy” ke jurang skandal.

Publik kini menanti, apakah Nadiem benar-benar bersalah dan akan masuk penjara, atau justru kasus ini akan menjadi babak panjang tarik-menarik politik di negeri ini? (TIM)
Share:

0 komentar:

Featured Post

Mantan Ketua KONI Lahat Terseret Korupsi Dana Hibah Rp287 Juta, Ditangkap di Hari Jadi Kejaksaan

SEKDIS PENDIDIKAN

KABID SMP DISDIK EMPAT LAWANG

KABID KESMAS

KABID SDA DINAS PUPR 4L

KABAG KESRA EMPAT LAWANG

KABAG UMUM EMPAT LAWANG

KABAG TAPEM

SMAN 1 LK

SMAN 1 SALING

SMAN 1 PENDOPO

SMAN 3 TEBING TINGGI

SMAN 1 MUARA PINANG 4 L

SMKN 1 EMPAT LAWANG

SMKN 2 EMPAT LAWANG

SLBN 4L

SMP N 2 TT

SDN 1 TALANG PADANG

KADES KARANG ARE TP

KADES KEMBAHANG BARU

KADES ULAK DABUK TP

PJ. KADES MEKAR JAYA TB. TINGGI

SD NEGERI 24 TBG. TINGGI

Cari di web ini

Tag