Thursday, October 3, 2019

APAKAH SAYA SUDAH MENJADI ORANG ISLAM ?

APAKAH SAYA SUDAH MENJADI ORANG ISLAM ?

Pada artikel kali in, sengaja saya memunculkan judul dalam bentuk pertanyaan
diatas. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan sebagai bentuk pengkajian terhadap diri kita masing-masing. Saya tidak hendak bertanya kepada orang lain di luar diri saya. Tetapi saya hendak mengajak diri kita sendiri untuk bertanya pada diri kita sendiri,  apakah saya sudah menjadi orang islam. Dalam artikel ini saya belum masuk pada kondisi perintah mengerjakan apa yang menjadi kewajiban serta menjauhi laranganNya. Pertanyaan ini, menurut saya. Sekali Lagi, menurut saya adalah sangat penting. Karena ini adalah titik awal diri kita menjadi orang islam.
Pada hadist dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah  telah bersabda yang artinya :
“Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi ”
Hadits diriwayatkan oleh Al-Imam Malik  dalam Al-Muwaththa` (no. 507); Al-Imam Ahmad t dalam Musnad-nya (no. 8739); Al-Imam Al-Bukhari t dalam Kitabul Jana`iz (no. 1358, 1359, 1385), Kitabut Tafsir (no. 4775), Kitabul Qadar (no. 6599); Al-Imam Muslim t dalam Kitabul Qadar (no. 2658).

Dari banyak penelusuran yang penulis lakukan, penulis hanya menemukan, kalimat/ petunjuk “..kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” Berkenaan dengan hadis tersebut, Penulis tidak menemukan kalimat islam atau muslim. Atau kalimat ““…..kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi atau ISLAM.”. Tidak ada! kalimat yang ada adalah Yahudi, Nasrani, atau Majusi saja. Dengan demikian, muncul pertanyaan, mengapa Nabi Muhammad SAW tidak memunculkan kalimat “….kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai ISLAM ? “ Lantas, apakah bisa kita mengadopsi, struktur kalimat pentunjuk dari nabi Saw tersebut dan membentuk kalimat baru seperti, “….kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai ISLAM” ? dam faktanya sebagian besar masyarakat Islam yang ada di Indonesia ini, islamnya karena kedua orang tuanya adalah Islam. Maka pertanyaannya kembali kepada judul artikel diatas, apakah saya menjadi orang islam, dan islamnya kita karena mengikuti  keduaorang tua kita yang islam. Coba kalo kedua orang tua kita yahudi. Mungkin kita menjadi yahudi. Atau kedua orang tua kita Nasrani. Mungkin kita menjadi Nasrani juga. Atau mungkin kedua orang tua kita Majusi. Mungkin kita menjadi Majusi juga tho. Kalau asumsi ini benar, maka kita yang islam ini tidak ada bedanya dengan mereka. Sementara Nabi Saw tidak menyebutkan hal tersebut untuk islam.     

Kalau kita melihat hukum sara’ / fiqh, Secara garis besarnya, menjadi orang islam itu gampang, syaratnya cukup, baligh, berakal dan mengucapkan dua kalimah sahadat. Siapapun orangnya yang sudah memenuhi 3 syarat diatas, maka dia adalah orang islam.  Dari hukum figh tersebut jelas dan gamblang, bahwa menjadi islam bukan karena kedua orang tua. Tetapi karena 3 hal yaitu baligh, berakal dan mengucapkan dua kalmia sahadat. Pertanyaannya adalah, kapan, dimana, dan siapa yang membimbing kita menjadi islam? Dan pertanyaan selanjutnya adalah, kapan, dimana, dan siapa yang membimbing pembimbing kita tersebut menjadi islam?. Kemudian pertanyaan lain yang sangat krusial adalah apakah nash/ sanad pembimbing kita tersebut sambung menyambung tanpa terputus sampai kepada rasulullah saw ? sebab hadis saja yang apabila sanadnya putus (tidak tersambung sampai kepada Rasulullah), maka dapat dipastikan hadisnya tidak sahih lagi. Nah, ini tentang sanad / nash orang yang membimbing kita menjadi islam, apa bila terputus sanadnya, maka itu artinya kita masuk kedalam golongan yang 72 firqah yang dikatakan oleh nabi Muhammad Saw.

Untuk itu, mari kita mengkaji diri kita tentang hal ini. Sebab, apabila kita mengaku pengikut Nabi Muhammad saw, Islamnya nabi Muhammad Saw itu ada yang mengislamkan beliau dan ada tanggal/ saat / momennya, yaitu ketika beliau menerima wahyu pertama di Gua Hirah dan yang menjadikan beliau islam adalah Allah Swt melalui Malaikat Jibril As. Ini artinya islamnya Muhmamad bin Abdullah tidak islam dengan sendirinya. Pun demikian, Islamnya Siti Khodija ra. Juga tidak dengan dengan sendirinya, tetapi diislamkan baginda nabi Muhammad Saw. Pun demikian dengan para sahabat 4 yang kita kenal dengan khalifarasydin. Beliau – beliau itu menjadi Islam ada pembimbing dan atau ora yang mengislamkan mereka. Dan seterusnya. Nah sekarang kita yang membaca artikel ini, pertanyaan siapa yang mengislamkan kita, sampaikah sanad orang yang mengislamkan kita itu kepada nabi Muhammad Saw ? apakah kita islam dengan sendirinya ?... padahal nabi Muhammad saw, para sahabat, mereka saja tidak islam dengan sendirinya melainkan ada yang mengislamkan. Masak kita  yang sudah akil baligh, berakal, terus karena bisa membaca dua kalimah sahadat yang banyak tertulis dibuku agama islam kemudian mengucapkan kalimat tersebut tanpa pembimbing lantas kita sudah menjadi islam dengan sendirinya?.... masak begitu ? mari kita renungkan kembali…
Wallahualam bisawab.

Share:

1 komentar:

bam dum tus said...

ayo tes keberuntungan kamu di agen365*com :D
WA : +85587781483

Featured Post

Konsep Ekonomi Hijau untuk Sumsel Sejahtera

Cari di web ini

Tag